Sunday, March 23, 2014

PKS, MENJUAL AGAMA?

Mungkin kita sering mendengar ungkapan berikut:

"Sudah-sudah dululah, jangan kau jual agama dengan harga yang murah, kekuasaan dunia!"

Sedih!

Sebagian masyarakat berpandangan seperti itu, mungkin karena selama ini beranggapan bahwa partai politik semata-mata untuk mencari kekuasaan, segala cara digunakan utnuk mencapainya, termasuk menggunakan simbol-simbol agama. Dan tidak mudah untuk mengubah pandangan yang sudah mengurat akar dalam darah daging selama hidup, sampai suatu saat ada kesempatan melihat suatu kenyataan, bahwa tidak semua yang terlihat sama, hakekatnya sama.

Saya bukan tokoh politik ataupun caleg dari PKS, tapi saya berkesempatan untuk bergaul dan hidup bersama orang-orang hasil didikan PKS.

Kalau ada yang berpandangan PKS menjual agama untuk ditukar dengan kekuasaan dunia, maka saya melihatnya justru dengan kekuasaan yang sedikit demi sedikit dipercayakan kepadanya, PKS lebih giat dan leluasa menjual, dalam artian menawarkan kehidupan agama yang akan menuntun kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

PKS lahir dari gerakan dakwah, artinya sebelum lahir PKS pun orang-orang yang berada dibelakangnya memang sudah profesinya menjual, menawarkan agama, dengan sebutan DAI, bukan untuk harga yang sedikit (keuntungan dunia) tapi untuk mendapatkan keuntungan yang besar, yang tak seorang manusiapun mampu memberikan keuntungan sebesar itu.

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang beriman, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. . ." QS At Taubah ayat 111

Dulu, sebelum PKS ada, Dai berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, setelah ada PKS, Dai tetap berdakwah, tapi dengan kondisi yang agak lebih leluasa. Ajakan mereka tetap sama, sebelum atau sesudah ada PKS, yaitu sembahlah Allah. Jadilah manusia layaknya seorang hamba kepada Penciptanya.

Ibarat pedagang, dulu, sebelum ada PKS dai berdagang dari rumah ke rumah menawarkan dagangannya, sekarang, ibaratnya sudah memiliki toko dengan nama PKS. Lebih banyak orang yang bisa melihat dagangannya, menawarnya kemudian membeli atau meninggalkan toko tanpa membeli dagangannya.

"Lah, sama aja, tuh terbukti ada aleg dan pengurus PKS yang terlibat kasus korupsi atau asusila?"

Oke, coba jujur dan obyektif, perhatikan dengan nurani. Ketika seseorang terkena kasus hukum, maka ada dua kemungkinan, pertama memang yang bersangkutan melakukan sesuai yang dituduhkan, kedua yang bersangkutan terkena fitnah. Kemudian, ketika hukum diputuskan, juga ada dua kemungkinan, pertama hukum benar-benar ditegakkan, kedua ada mafia hukum, dan yang jelas hukum Allah akan tetap berlaku, tidak di dunia ya pasti di akherat.

Selain itu juga, kita perhatikan, apa tindakan PKS terhadap kader yang terkena kasus, pertama, yang bersangkutan mengundurkan diri dari posisinya, kedua diberhentikan, yang ketiga diproses hukum sesuai prosedur.

"Sudah-sudah, yang penting bukti, bukan janji."

Bukti? Bukti apa? bisakah kita bekerja sebelum diberi amanah, sedangkan ini urusan negara? Oke, bukti yang lain, PKS biasa bekerja di tempat-tempat yang dibuthkan, kerja yang tidak membutuhkan legalitas negara. PKS membina masyarakat dengan kajian rutin pekanannya, dengan majelis ta'limnya, dengan baksosnya, dengan tebar Qurbannya, dengan buka bersamanya saat Romadhon, dengan program beasiswanya, dengan pembinaan ekonomi keluarganya, dengan tanggap darurat bencana alamnya, dengan. .  hufff, cape nyebutinnya satu-satu.

Janji? Lah, kok nggak boleh janji? Janji ya nggak apa-apa, yang penting nanti ditepati, kan janji adalah hutang. Kalau kampanye tidak mengungkapkan visi, misi dan programnya yang dianggap janji-janji, lha terus ngomong apa? Panggung hiburan? Konser musik? Ya begitulah kampanye, tinggal masyarakat cermat mengamati dengan pandangan obyektif, jangan pukul rata dong, he he, kurang adil, gituu.

Benar! Orang-orang PKS bukanlah malaikat, mereka masih manusia yang sangat mungkin salah dalam berkata dan bertindak, tapi PKS mendidik orang-orangnya untuk bertaubat ketika bersalah dan memperbaiki diri, karena urusannya bukan lagi dengan PKS atau hukum negara, tapi dengan Allah yang tak akan luput dalam mengawasi dan menghitung.

6 comments:

  1. Dulu saya pecinta PKS... Sekarang masih di dalam "Toko" entah! mau beli atau meninggalkan Toko? Sebab masih merindu Partai Islam yang "Gaya Rapat" nya beda dengan Partai lain, bukan di Hotel-Hotel mewah.Apalagi berumah mewah... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita agak sulit memahami dinamisme yg terjadi, ketika kita enggan meninggalkan sudut pandang yg selama ini kita gunakan, wallahu a'lam, selama masih di dunia dan manusia, sulit ita mendapatkan yg sempurna dan memenuhi harapan semua orang

      Delete