Saturday, March 29, 2014

BERMUSUHAN KARENA PARTAI?

"Nak, berhati-hatilah!" pesan seorang ibu pada anaknya.

"Kenapa, Bu?"

"Ingat Bude dan menantunya?"

"Bude Mutia dan Mas Maman?"

"Ya, mertua dan menantu bermusuhan, tidak bertegur sapa karena perbedaan partai. Waktu itu Maman mendukung partai pemerintah, karena pegawai negri, sedang Bude Mutia, mendukung partai berbasis agama. Ibu nggak ingin, anak-anak ibu bermusuhan karena partai."

"Ibu tahu kan saya aktifis partai sejak lama? Sedang kakak anggota legislatif dari partai lain, Alhamdulillah, baik-baik saja. Kami saling menghormati. Saling mengajak, tapi tidak memaksa. Hanya menawarkan dan berdiskusi. Persaudaraan kami lebih penting, Bu. Partai hanya alat perjuangan kami, bisa saja karena satu dua hal partai kami berubah nama atau strategi perjuangan, tapi kalau persaudaraan tak akan berubah."

"Alhamdulillah kalau begitu, Ibu hanya khawatir. Ibu ingin anak-anak tetap akur, saling sayang, saling tolong. Ibu sedih kalau mendengar ada orang yang ribut karena partai, bermusuhan dan putus pertemanan karena partai."

"Insyaallah hal itu tak akan terjadi, kalau masing-masing bersikap dewasa. Dapat mengendalikan emosi, karena sumber keributan bukan karena beda partai, benar atau salah, suka atau tidak suka, tapi semua tergantung bagaimana peran pengendalian emosi dalam menyikapinya."


2 comments: