Friday, March 7, 2014

NJARING IKAN

"Mi, turunin kasurnya siiiiih."

Hmm, mulai dech. Nggak bisa lihat Umi duduk manis di depan lepi agak lama .

"Memang Harish sudah mau tidur?"

Harish mengangguk-anggukan kepalanya, jenaka. Aku tak percaya jam segini mau tidur, tapi baiklah, daripada ribut. Malam ini pengen tidur di kamar belakang, dipannya tidak terlalu besar untuk berdua, jadi Harish lebih senang tidur di bawah.

Setelah kasur kuturunkan, pasang spray, Harish naik ke dipan. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukannya, perhatianku kembali ke monitor lepi, mumpung belum terdengar rengekannya minta ditemani, tapi kok punggung terasa pegal ya? Akhirnya kutinggalkan monitor, pasang badan di kasur.

"Umi jangan di situ, agak ke pinggir dong!" Harish teriak saat aku rebahan di bagian tengah. Dengan malas kugeser tubuh ke pinggir, hmm rupanya terganggu dia.

Kuperhatikan apa yang dilakukannya.

Harish berdiri di dipan, melemparkan selimut tebal ke kasur, kemudian tiga bantal juga di lempar. Selanjutnya dia melakukan gerakan seakan membuka baju dengan cepat, kemudian terjun ke kasur dan melakukan gerakan berenang, Kemudian jongkok dan memindahkan posisi bantal satu persatu menimpa sisi selimut. Kupikir dia sedang memperagakan berenang di kolam renang, tapi kok aku kurang faham dengan gerakan-gerakan lainnya ya?

"Harish lagi apa?"

"Njaring ikan, Mi."

Ooo, ha hai, aku salah tebak.

"Selimut itu jadi apanya?"

"Jaringnya, Mi." jawabnya sambil lalu, kemudian melanjutkan aktifitasnya.

Pantas saja cara melempar selimutnya seperti nelayan menebar jaring.

Dia melakukan gerakan membuka baju dan terjun, kemudian pura-pura berenang.

"Trius bantalnya jadi apa?"

"Ini batu, untuk nindih jaring."

"Oo, biar apa jaringnya di tindih?"

"Biar nggak ke mana-mana."

Aha! Semakin jelas, sepertinya ini hasil nonton bolang, bocah petulang di TV.

Memang Harish kalau nonton kelihatan serius, ada yang lewat tak ditengoknya, ck ck ck.

Begitulah hebatnya kotak ajaib di rumah kita. Dia bisa mengajari anak-anak kita apa yang tidak kita ajarkan.

Bayangkan kalau mereka menonton semua acara tanpa seleksi, bisa runyam bukan?

Kadang orang tua tidak memperhatikan, begitu cerdasnya anak-anak, begitu cepatnya mereka menyerap informasi sekaligus menirukannya.

Jadi?


2 comments:

  1. betul sekali, mak. itulah pentingnya pendampingan orang tua dalam segala aktifitas anak, :)

    ReplyDelete