Friday, March 14, 2014

PENGUSIR SYETAN!

"Di rumah, siapa yang memasang kaligrafi ayat kursi?" tanyaku sambil menebar pandang ke lima puluhan orang peserta pengajian tadi sore, siap menghitung peserta yang mengacungkan tangan. Kuhitung ada setengahnya lebih.

"Ibu-ibu, untuk apa memasang kaligrafi ayat kursi tersebut?" tanyaku lebih lanjut.

Satu-satu mereka menyampaikan alasannya.

"Biar dibaca tamu, Mi?" bu Emi menjawab.

"Untuk tanda kalau kami Muslim," ada lagi yang menjawab begitu.

"Ada yang tujuannya untuk mengusir syetan?" tanyaku menyelidik, he he, mereka saling tengok dan berbisik.

"Mengusir syetan kan kalau dibaca, Mi?" salah seorang ibu nyeletuk.

"Ada yang punya alasan lain?"

"Sekedar untuk hiasan, Mi. sayang kalau nggak dipasang, barangnya sudah ada." ada juga yang masih menjawab.

"Baik, mari kita sama-sama baca terjemah dari ayat kursi tersebut :  Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, yang hidup Kekal lagi terus menerus mengurus makhluknya), tidak ngantuk dan tidak tidur. KapunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya? Dia mengetahui segala apa yang ada di hadapan mereka dan mengetahui segala yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak tahu apa-apa dari ilmu Allah, melainkan sesuatu yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat mengurus keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

"Ayat ini dikabarkan banyak memiliki fadhilah atau keutamaan, salah satunya sebagai pengusir syetan. Kalau pemahaman kita minim, ya hanya sebatas itulah kita memandang ayat kursi, tak ada bedanya dengan orang yang menggunakan benda-benda bertuah untuk menolak bala', padahal kalau kita perhatikan maknanya, Subhanallah, malu kita memperlakukannya seperti itu."

Peserta khusyuk mendengarkan penjelasanku, tanpa ada yang berbisik kanan-kiri.

"Coba kita perhatikan, dalam ayat ini Allah memperkenalkan diriNya, yang kita tak akan dapat mengenalNya kalau Dia tidak menjelaskan siapa diriNya. Allah sedang menunjukkan kekuasaan, ketinggian dan kebesaranNya, dan jjuga menunjukkan bahwa kita, ciptaanNya, tak akan memiliki ilmu sedikitpun tanpa izinNya. Di hadapanNya tidak ada yang bisa kita sembunyikan, tak bisa kita tutup-tutupi, Dia tahu luar dan dalamnya kita. Kita lemah di hadapanNya, jadi tak ada alasan yang layak kita gunakan untuk sombong, untuk merasa lebih, untuk merasa hebat. Ayat ini bukan sekedar pengusir syetan yang mengganggu, tapi ayat ini akan menyelamatkan kita, bila kita memahami dan mengamalkanNya."

Peserta belum ada yang bergeming, seakan mereka menahan nafas mendengar penjelasan ayat ini.

"Jadi, marilah kita semakin meningkatkan amalan batin kita sekaligus amalan lahir, karena yang kita butuhkan adalah penilaian Allah, apa kata Allah, dan yang pertama Allah lihat adalah amalan batin kita, bagaimana tingkat keimanan kita, bagaimana keikhlasan kita, sebelum Dia menilai apa-apa amalan lahir kita."

Tidak mudah membicarakan masalah keimanan, tapi ketika iman itu telah tertanam, urusan lain, dalam menjalankan syariat agama, akan lebih mudah. Ketidak mudahan ini yang sering dihindari oleh penceramah, lebih enak membahas masalah cabang, masalah akhlak dan keseharian, apalagi yang bisa diselipkan humor di dalamnya. Tapi aku coba mengambil yang tidak mudah itu, dengan harapan, ketika iman itu telah tertanam dengan baik, akan menjadi motivasi yang bersangkutan untuk mengejar ketertinggalan dan mencari ilmu untuk bisa lebih baik mengamalkan ajaran Islam.

No comments:

Post a Comment