Saturday, March 15, 2014

MERASA DIRENDAHKAN = SOMBONG?

Banyak hal yang membuat kita merasa direndahkan, dari masalah sepele sampai masalah yang benar-benar menyinggung harga diri. Tetapi, benarkah ketika merasa direndahkan berarti ada butir kesombongan dalam diri kita? Mungkin bukan hal mudah untuk mengakuinya, karena, siapakah orang yang senang dikatakan memiliki sifat sombong sedang dia tahu, kesombongan adalah hak Allah? Karena ini bukan hal mudah untuk diterima, sebaiknya siapkan hati untuk tidak emosional menanggapinya, andainyapun ada yang tak sependapat, ya tak ada masalah, inilah kita, manusia.

Beberapa fragmen berikut mungkin bisa menuntun kita untuk melihat, mengapa merasa direndahkan = sombong?

***
"Nggak pengajian, Bu?"tanya bu Dewi.

"Nggak ada undangan." jawab bu Ita.

"Lho, bukannya sudah diumumkan di pengeras suara masjid?" sambung bu Dewi.

"Denger sih, tapi nggak ada yang mengantarkan undangan ke rumah, biasanya ada undangannya."

Ibu Ita beranggapan, bahwa undangan resmi merupakan bukti penghormatan, ketika tidak ada undangan resmi, berarti tak ada penghormatan untuknya.

Ada rasa "layak dihormati" dalam dirinya.

***
"Kok kamu bisa seperti ini sih? Kamu anggap kami sebagai orang tua, tetapi tak ada omongan sebelumnya, tiba-tiba datang mengantarkan undangan?" pak Joko menatap tajam pada Dani.

"Maaf Pak, Bu, bukan bermaksud tidak menghargai, tapi saya tidak ingin merepotkan," Dani berusaha memberi penjelasan. Dia salah memahami, tadinya dia berharap mendapat aplous dari kedua orang yang dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri dengan memberi surprise.

"Itu namanya tidak menghargai, namanya orang tua, ya diajak rembugan untuk urusan penting seperti ini!"

Ada rasa nggak dianggap dan dilibatkan dalam urusan penting, merasa direndahkan, merasa tidak dihargai.

***
"Ini karpet punya siapa?" tanya ketua, kepada sekretaris sebuah organisasi.

"Punya organisasi, Pak." jawab sekretaris.

"Siapa yang beli?"

"Bendahara, Pak."

"Siapa yang suruh? Mengapa dia melangkahi saya sebagai ketua?" tanyanya dengan nada tinggi.

Sang ketua merasa dilangkahi, merasa haknya sebagai pengambil keputusan diabaikan.

***
Tiga fragmen tersebut semoga cukup mewakili pembicaraan kita tentang merasa direndahkan, merasa tidak dihargai, diabaikan atau tidak dihormati secara semestinya.

Dalam memperhatikan fragmen di atas, bukan pada kesalahan yang memang harus diluruskan, tetapi perasaan merasa direndahkannya.

Seseorang tidak pernah merasa direndahkan ketika dia tidak pernah merasa tinggi.

Seseorang tidak merasa diabaikan ketika dia tidak pernah merasa lebih penting dari yang lain.

Seseorang tidak pernah merasa tidak dihormati ketika dia tidak merasa membutuhkan penghormatan.

***
". . .Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong." QS An Nahl ayat 23

Rasulullah Saw bersabda,"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." Ada seseorang yang bertanya," Bagaimana dengan orang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?"
Beliau menjawab," Seseungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." HR Muslim no 91.

***
Kondisi hati hanya Allah dan diri kita sendiri yang tahu.

6 comments:

  1. Ini menarik karena banyak sekali yang tidak sadar namun ketika berhubungan dengan jabatan organisatoris mungkin harus ada laporan laporan dan follow up kepada atasan

    Perkara pengajian ini sangat aneh, pengajian menjadi ajang untuk status sosial bukan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Entah saya tidak mengerti sejak kapan agama menjadi alat menunjukkan status sosial.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semua tergantung niat. ini urusan keselamatan hati, karena menurut Rasulullah, jika hati sehat, maka lisan dan amal yg muncul juga akan sehat.

      Delete
  2. betul sekali, mak.. bisa jadi saya sendiri sering bersikap begitu tapi nggak sadar heuheu..
    makasih sharingnya, mak.

    ReplyDelete
  3. astagfirullah......syukron mb telah mengingatkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, untuk mengingatkan diri sendiri, sebenarnya

      Delete