Monday, March 31, 2014

AKU DIPANGGIL DOKTER

Setengah dua malam tadi aku dikejutkan dering hp. 
Bangun mendadak membuat kepala berdenyut, ku raih hp tetap dengan posisi berbaring.

"Umi, ini Hatif." Oalah, pantes, nelpon tengah malam, mungkin dia lupa perbedaan waktu sekitar lima jam, biasanya kondisi darurat.

"Ada apa, Tif?"

"Mana Abi, Mi?"

"Kok nggak ke hp Abi, Umi masih tempat bulek, Abi tadi pulang duluan."

"Sudah aku telpon, nggak nyambung."

"Ada apa?"

"Ada masalah, temen aku kecelakaan, sepertinya agak berat masalah di sendi pinggul."

"Telpon Abi aja, sampai  bangun."

"Ya, Mi."

***

Tadi, setelah sampai rumah, kutanyakan suami tentang telpon Hatif, katanya nggak ada.

Masyaallah! Apa mungkin gangguan jaringan? Memang biasanya kalau dapat telpon dari Hatif, suaranya nggak jelas, sedang tadi malam, di tempat adik, jelas. Mungkin Hatif nelpon, tapi nggak nyambung ke hp suami. Bisa nggak ya dia mengatasi? Kasihan sekali kalau tidak berhasil.

***
Beberapa hari lalu, saat chattingan, Hatif bercerita, kalau di asrama dia dipanggil dokter.

"He he, dokter keseleo," katanya.

Alhamdulillah, semakin mantab rupanya ilmu pijat urutnya, karena sering bertemu kasus.

Berawal ketika Hatif di pondok tahfidz, saat kelas dua tsanawiyah, dia minta di ajari abinya pijat urut, karena sering, saat dibutuhkan, ketika teman atau ustadznya keseleo atau patah tulang, biasanya karena main bola atau olah raga lain, abi tidak bisa datang ke pondok karena ada urusan lain.
Untuk kasus ringan, seperti keseleo, biasanya dia atasi sendiri, sedang untuk agak berat, seperti pergeseran sendi, retak atau patah tulang, biasanya abi datang, saat menangani pasien sambil mengajari Hatif. Sedikit demi sedikit ilmu Hatif bertambah.

Saat Hatif mondok di Jakarta, setiap ada kasus berat, ditentir lewat hp, Alhamdulillah berhasil.

Ternyata, kini, di Turki pun, ilmunya berguna dan terus berkembang.

"Setiap mereka tanya bayaran, aku minta mereka mendoakan untuk kebaikanku," ceritanya.

"Barokallah, Allah sudah memberi banyak kebaikan untuk Hatif, kesempatan belajar ilmu agama, lingkungan yang baik, kesempatan melihat tempat-tempat yang indah di bumi Allah. Membantu orang yang sedang dalam musibah sebagai bukti bersyukur dan Allah menjanjikan pertolongan saat tidak ada yang bisa memberi pertolongan."  

"Amin, doakan aku terus, ya Mi," selalu itu pintanya.

"Ya, selalu," janjiku, penuh haru, karena hanya itu yang selalu dimintanya.

***
Kami berusaha membekali anak-anak dengan lifeskill dan salah satu skill yang mereka minati, dengan harapan, di manapun mereka, sebagai apapun, mereka menjadi manusia mandiri yang tidak merepotkan atau menjadi beban orang lain.

No comments:

Post a Comment