Tuesday, March 25, 2014

BANYAK MEMBACA ----> BANYAK MENGUMPAT, LHO?

Membaca itu gerbang pengetahuan, dengan membaca kita bisa menyerap ilmu dan informasi tanpa merepotkan orang lain, tanpa tergantung jam pelajaran yang mengikat. Kapan kita mau, kita bisa melakukannya.

Buku adalah guru yang tidak pernah marah dan menghukum, kita bebas bertanya berulang-ulang tanpa takut dia bosan. Tanpa marah, tanpa menghukum, tanpa bosan, buku terus memberi kita pengajaran dan pengetahuan yang tidak terbatas, membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik, berilmu, beradab, dan bijak.

Dengan membaca kita banyak menyerap informasi baru tentang banyak hal.

Dengan membaca kita bisa mengenal banyak karakter manusia dan sedikit demi sedikit memahaminya.

Dengan membaca kita belajar menghargai orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dengan membaca kita belajar memaknai takdir, bahwasanya tak akan terjadi suatu hal tanpa izin Allah, bahwa apapun yang terjadi, kita suka atau tidak, itulah yang dikehendaki Allah, dan bagaimana sikap kita terhadap takdir itu menentukan nilai kita dihadapanNya.

Apa hubungannya dengan mengumpat?

Mengumpat berarti mengeluarkan kata-kata keji karena marah, jengkel dan kecewa. Misalnyapun ada defenisi lain tentang mengumpat, ya tidak terlalu jauh dari pengertian tersebut.

Banyak hal yang memicu kita untuk mengumpat, hal yang membuat kita marah, jengkel atau kecewa. Hal itu bisa saja berupa sikap orang lain kepada kita pribadi bahkan kepada orang lain atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Jika kita merasa masih termasuk yang sering mengumpat, mungkin kita perlu mengevaluasi diri, apakah masih kurang banyak membaca? Atau sudah banyak membaca tapi jenis bacaan kita bukan yang bisa menuntun ke arah yang lebih baik? Atau Banyak membaca tapi baru sekedar merangkai huruf dan kata?

Yang perlu lebih jauh kita pikirkan, apa dampak umpatan kita?

Terhadap diri sendiri, banyak mengumpat akan menurunkan nilai diri, karena secara moral dan etika, mengumpat merupakan perbuatan yang kurang baik.

Terhadap orang lain, sebuah umpatan bisa menyakiti hati dan membuat luka yang sulit disembuhkan. Umpatan juga bisa membunuh kreatifitas seseorang, walaupun untuk sebagian orang, umpatan bisa jadi pembakar semangatnya untuk membuktikan, bahwa dirinya tak layak untuk diumpat! Mengumpat juga bisa jadi mengurangi nilai keimanan kita kepada takdir.

Sebenarnya, apa yang kita peroleh dengan mengumpat?

Hanya sebuah kepuasan! Kepuasan telah mengeluarkan perasaan marah dan kecewanya! Dan sebuah pengakuan,"aku belum menjadi orang yang sabar."



No comments:

Post a Comment