Ketika kita dalam keraguan, maka upaya yang dilakukan adalah mencari tahu penyebab keraguan dan mencari ilmu untuk menghilangkan keraguan tersebut.
Dalam postingan sebelumnya hal tersebut sudah aku bahas.
Selain keraguan, dalam diri ini juga ada unsur ketakutan ketika akan menuliskan sesuatu:
1. Takut tulisan itu menyakiti hati orang lain.
2. Takut tulisan itu mengajak orang lain untuk berpendapat yang keliru.
3. Takut menginspirasi orang lain untuk menjauh dari Allah.
Mungkin akan ada yang mengatakan, rasa takut itu membelunggu, membunuh kreatifitas!
Ya, mungkin! Tetapi justru aku menjadikan ketakutan-ketakutan itu sebagai alarm dan pengendali keliaranku dalam berfikir, berimajinasi, mengekspresikan emosi negatif, dan sebagainya.
Aku ingin produktif dalam menulis, tapi produktif dalam bingkai ketaatan.
Aku ingin mendapat apresiasi dalam setiap karyaku, tapi apresiasi Allah itu yang nomor satu.
semangat mbak! untuk ibadah, gitu katanyaa
ReplyDeletebenar mbak Lina, Allah memberikan ruang dakwah seluas-luasnya, sehingga kita tidak bisa beralasan untuk tidak berdakwah
Deletekalo suamiku bilang, menulis itu bagian dari dakwah, yaa dakwah kecil-kecilan gitu mak :)
ReplyDeletekecil x banyak = besar, iyakan mak Puji ?
Delete