Saturday, April 5, 2014

SATU BUKU SEBELUM MATI, BISA!

Pasti bisa! Hanya satu kan?

"Kalau hanya satu, saya sudah punya."

"Buku tentang apa? Judulnya apa? Berapa halaman?"

"Yaa, sekitar seratus lima puluh halaman, skripsi."

"Ha ha ha, itu mah setiap sarjana pernah punya. Yang SMK aja sudah pernah buat, kan ada tugas tertulis, apakah itu makalah atau laporan penelitian."

***
"Gimana, Mbak. Sudah terbit bukunya?"

"Alhamdulillah, Mi, sedang nunggu proses. Sepertinya bisa tiga buku dalam waktu dekat ini."

"Selamat, ya. Buku jenis apa?"

"Antologi, Mi."

***

"Mas, sudah punya buku terbit?"

"Belum, Mi."

"Kenapa belum? Postingan Mas bagus-bagus tuh?"

"Pernah saya buat satu buku non fiksi, tapi ditolak penerbit."

"Alasannya?"

"Diprediksi bakal jeblok, konsepnya melawan arus."

"Nggak diterbitin Indie saja?"

"Ngga, Mi. Bagi saya, itu hanya membohongi diri."

***
"Yok lomba, duluan siapa buat bukunya."

"Siapa takut?"

"Yang duluan terbit, menang. Yang kalah kasih hadiah ya?"

"Ok."

"Tapi sepertinya Umi duluan deh yang nerbitin buku"

"Kalau Umi yang menang, aku dikasih gratis ya?"

"Huuu, enak di elo senep di gua, masa yang menang malah dihukum?"

"Yo wes, Umi mau hadiah apa?"

"Kalau Umi duluan, hukuman untuk yang kalah, jualin sepuluh buku ya?"

"Ok, tapi jangan bilang buku Umi tentang pengobatan alternatif ya?"

"Ha ha ha. . ."

***

"Satu buku sebelum mati, bisa!"

Jargon ini benar-benar mampu membakar semangat para calon penulis. Sebuah capaian yang nyata dan sepertinya mudah, tapi. . .buku seperti apa?

Di sinilah akan timbul berbagai persepsi dan tafsiran.

1. Apapun jenisnya, yang penting tercantum namanya di sebuah buku terbit: skripsi, makalah ilmiah, diktat, logbook, antologi, novel, kumpulan cerpen, buku terjemahan,  bahkan artikel di majalah.

2. Harus buku tunggal, jenis tertentu, bisa novel, nonfiksi atau motivasi, bisa oleh penerbit mayor atau indie.

3. Harus diterbitkan oleh penerbit mayor dan best seller.

Yang manakah pilihanku?

Aku tercenung, apa yang aku impikan? Sebuah bukukah? Atau penyebaran pemikiran? Pemikiran yang mampu mengubah hidup banyak orang ke arah yang lebih baik?

Pemikiran yang mengubah kehidupan dan terabadikan dalam sebuah buku!

Yap! Sepertinya itu.

Masalah waktu? Biarlah sejarah yang mencatatnya, aku tidak tahu kapan matinya jasad ini, dan aku tidak tahu sempatkah buku itu terbit saat jasad ini masih hadir?

Yang kutahu, saat ini sedang mengupayakan itu semua. Menyebarkan pemikiran positif yang memotivasi dan menginspirasi dan berusaha mengarsipannya dalam bentuk tulisan. Andainyapun aku tak sempat melihat wujud buku itu, aku yakin, ada yang mengabadikannya, setidaknya aku punya seorang suami dan enam orang enam anak yang mendukung hoi menulisku.

Satu inspirasi yang kudapat, seorang mujadid mengatakan, dia tidak mencetak banyak buku, tapi dia mencetak banyak penulis buku yang akan menyebarkan pemikirannya dan mencetak kader-kader dakwah yang bergerak karena terwarnai pemikirannya.

"Habis Gelap Terbitlah Terang", kumpuln surat-surat Ibu Kartini, kapan terbit? Saat beliau masih hidupkah?

2 comments:

  1. Ayo, Mbak, pasti tak hanya satu buku yg akan terbit dg dirimu sbg authornya. Sy melihat kobaran semangat yg membara pada paragraf2mu ini. Sukses yaaa!
    Salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal, trims doanya ya, semua kita insyaallah, bisa, kalau ikhtiar sungguh-sungguh

      Delete