Dalam konteks dakwah dipaparkan beberapa kisah pilihan, dengan kadar dan cara
yang sesuai dengan suasana dan konteks, dan bisa mewujudkan keindahan seni yang
jujur, yang tidak didasarkan pada fiksi dan imajinasi, tetapi didasarkan pada
kepiawaian pemaparan, kekuatan kebenaran dan keindahan penyajian. (Fi Dzilalil
Qur’an 1, hal 105)
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat,”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Merea berkata,”Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menycikan nama-Mu?” Dia berfirman,”Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” QS Al Baqarah ayat 30.
“Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.”
Ini adalah kehendak mutlak Allah, menyerahkan
kendali bumi kepada makhluk baru, melimpahkan wewenang kepadanya dan memberikan
mandat kepadanya, untuk menampakkan kehendak Tuhan sang pencipta, untuk
menggali berbagai sumber daya, potensi, kekayaan, dan mendaya gunakan semua itu
untuk melaksanakan tugasnya.
Mahluk baru ini juga
dikaruniai berbagai potensi yang terpendam dan berbagai sumber daya yang
tersimpan, untuk dapat merealisasikan kehendak Ilahi.
“Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
menyebut nama-Mu dan mensucikan-Mu?”
Malaikat telah
mendapatkan info tentang sebagian karakter manusia dan dengan fitrah malaikat
yang bersih, menganggap tasbih dengan memuji dan mensucikanNya adalah merupakan
satu-satunya tujuan dari penciptaan, sedang tujuan itu telah terwujud dengan
keberadaan mereka.
Mereka tidak mengetahui
hikmah kehendak Ilahi, khalifah yang kadang melakukan kerusakan dan melakukan
pertumpahan darah ini, agar dari balik keburukannya yang parsial itu, akan
terwujudkan kebaikan yang lebih besar dan lebih menyeluruh.
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
No comments:
Post a Comment