Sunday, April 13, 2014

DENGAN ATAU TANPA KITA DAKWAH TETAP JALAN


“Aku benar-benar kecewa dengan para senior.”

“Sebabnya?”

“Tidak bisa jadi teladan untuk yuniornya.”

“Dalam  urusan apa?”

“Banyak hal, tapi yang paling menyolok urusan bisnis. Kalau sudah urusan uang, nggak ada bedanya dai dengan preman!”

“Astaghfirullah, hati-hati kalau ambil kesimpulan!”

“Saya nggak sembarangan ngomong, saya mengalaminya dan tidak hanya sekali.”

“Berapa orang yang seperti itu?”

“Yah . . . ada beberapa.”

“Semua senior begitu?”

“Nggak juga sih, hanya saya sering ketemu yang begitu.”

“Ya mungkin karena urusan Mbak dengan bisnis, ya ketemunya dengan yang sebagiannya begitu.”

“Makanya, kalau urusan bisnis enakan dengan orang biasa aja, orang umum.”

“Apa mereka pasti lebih baik dari yang dai?”

“Nggak juga, tapi kalau mereka begitukan sudah biasa, memang dunianya begitu, nggak munafik!”

“Astaghfirullah! Jadi kalau orang awam yang melakukan itu, Mbak nggak masalah?”

“Lah, iyalah. Mereka kan omongannya nggak muluk-muluk seperti yang dai, tapi pada prakteknya sama aja.”

“Ini masalah halal-haram bukan, tho?”

“Bukan, tapi masalah kebijakan, masalah etika bisnis.”

“Owh!”

“Gitu doang?”

“Trus, apa rencana Mbak?”

“Aku mau menepi. . .”

“Dari bisnis?”

“Bukan, dari jalan ini, dakwah. . .”

“Astaghfirullah, pikir panjang sebelum mengambil keputusan penting ini.”

“Aku tidak rela dakwah ini dinodai oleh orang-orang seperti itu.”

“Sepertinya alasan itu mulia sekali, tapi hanya Mbak yang tahu alasan yang sebenarnya. Tidak rela dakwah dinodai dengan tingkah dai yang menurut Mbak salah, tapi tidak menyangkut halal- haram, atau karena alasan sakit hati?”

Dia diam.

 “Kalau benar alasannya tidak rela dakwah dinodai, kenapa Mbak yang menepi dan membiarkan orang yang Mbak anggap nggak baik itu yang mengurusi dakwah? Dan lagi, dalam komunitas apapun, pasti ada yang idealis ada yang pragmatis. Tapi satu hal yang pasti, jalan dakwah ini jalan Allah, dan Dia tidak akan membiarkan jalan ini nggak ada yang mengurusnya. Mudah bagi Allah mengganti orang-orang di dalamnya. Jadi, dengan atau tanpa kita, dakwah ini tetap jalan. Bukan dakwah yang membutuhkan, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah dengan segala keutamaan-keutamaannya.”

No comments:

Post a Comment