“Aku benar-benar kecewa dengan para senior.”
“Sebabnya?”
“Tidak bisa jadi teladan untuk yuniornya.”
“Dalam urusan
apa?”
“Banyak hal, tapi yang paling menyolok urusan
bisnis. Kalau sudah urusan uang, nggak ada bedanya dai dengan preman!”
“Astaghfirullah, hati-hati kalau ambil kesimpulan!”
“Saya nggak sembarangan ngomong, saya mengalaminya
dan tidak hanya sekali.”
“Berapa orang yang seperti itu?”
“Yah . . . ada beberapa.”
“Semua senior begitu?”
“Nggak juga sih, hanya saya sering ketemu yang
begitu.”
“Ya mungkin karena urusan Mbak dengan bisnis, ya
ketemunya dengan yang sebagiannya begitu.”
“Makanya, kalau urusan bisnis enakan dengan orang
biasa aja, orang umum.”
“Apa mereka pasti lebih baik dari yang dai?”
“Nggak juga, tapi kalau mereka begitukan sudah
biasa, memang dunianya begitu, nggak munafik!”
“Astaghfirullah! Jadi kalau orang awam yang
melakukan itu, Mbak nggak masalah?”
“Lah, iyalah. Mereka kan omongannya nggak muluk-muluk
seperti yang dai, tapi pada prakteknya sama aja.”
“Ini masalah halal-haram bukan, tho?”
“Bukan, tapi masalah kebijakan, masalah etika
bisnis.”
“Owh!”
“Gitu doang?”
“Trus, apa rencana Mbak?”
“Aku mau menepi. . .”
“Dari bisnis?”
“Bukan, dari jalan ini, dakwah. . .”
“Astaghfirullah, pikir panjang sebelum mengambil
keputusan penting ini.”
“Aku tidak rela dakwah ini dinodai oleh orang-orang
seperti itu.”
“Sepertinya alasan itu mulia sekali, tapi hanya Mbak
yang tahu alasan yang sebenarnya. Tidak rela dakwah dinodai dengan tingkah dai
yang menurut Mbak salah, tapi tidak menyangkut halal- haram, atau karena alasan
sakit hati?”
Dia diam.
“Kalau benar
alasannya tidak rela dakwah dinodai, kenapa Mbak yang menepi dan membiarkan
orang yang Mbak anggap nggak baik itu yang mengurusi dakwah? Dan lagi, dalam
komunitas apapun, pasti ada yang idealis ada yang pragmatis. Tapi satu hal yang
pasti, jalan dakwah ini jalan Allah, dan Dia tidak akan membiarkan jalan ini
nggak ada yang mengurusnya. Mudah bagi Allah mengganti orang-orang di dalamnya.
Jadi, dengan atau tanpa kita, dakwah ini tetap jalan. Bukan dakwah yang
membutuhkan, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah dengan segala
keutamaan-keutamaannya.”
No comments:
Post a Comment