Thursday, April 10, 2014

PERUMPAMAAN (TADABBUR 2:26)


Kadang kita butuh perumpamaan untuk memperjelas suatu pesan. Tujuannya, agar pesan itu diterima dengan lebih berkesan.

Allah menggunakan perumpamaan ini dalam beberapa ayat Al Quran.

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpaan seekor nyamuk, atau yang lebih kecil dari itu. Ada pun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan Tetapi mereka yang kafir berkata, 'Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?'. Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkanNya sesat. Dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberiNya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang yang fasik."  Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 26.   

Perumpamaan dengan makhluk remeh itu, dijadikan oleh kaum munafik dan Yahudi di Madinah untuk mempengaruhi dan membuat keraguan tentang kebenaran Al Qur'an sebagai firman Allah, sebagaimana yang dilakukan kaum musyrik di Mekah (tafsir Fi Dzilalil Qur'an jilid 1 halaman 91)

Berbeda halnya dengan orang beriman, justru perumpamaan itu semakin memperkokoh keimanannya, karena dalam setiap penciptaan, baik itu nyamuk, lalat atau pun gajah, semua ada nilai kemukjijatannya dan hanya Allah yang bisa melakukannya.

Perumpamaan itu juga sebagai ujian untuk melihat, siapakah yang sesat dan siapakah yang menerima petunjuk, dan Allah hanya membiarkan sesat orang-orang yang fasik.

Selain dengan nyamuk, Allah juga membuat perumpamaan rumah laba-laba.

"Perumpamaan orang-orang yang mengambill pelindung selain Allah adalah, seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." Terjemah surat Al Ankabut ayat 41.

Allah juga memberi perumpamaan dalam penciptaan seekor lalat.

"Wahai manusia, telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah, tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walau mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya, yang menyembah dan yang disembah." Terjemah surat Al Hajj ayat 73.

Dari ayat-ayat ini kita seharusnya belajar, mengasah kepekaan, untuk bisa membaca dan menerima petunjuk Allah dari segala hal, baik itu peristiwa yang Allah izinkan kita alami dan temui, maupun dari ayat-ayat Allah yang termaktub dalam Al Quran.

Sebuah pertanyaan sederhana, mungkinkah kita mendapatkan petunjuk dari Al Quran, kalau kita malas berinteraksi dan mentadaburi Al Qur'an? Padahal setiap hari kita berucap dan memohon,"Ihdinasysyirotol mustaqim," tunjukilah kami jalan yang lurus?

No comments:

Post a Comment