Friday, April 4, 2014

MANULA BELAJAR MENULIS

"Itu tata  bahasa baru ya? Apa Umi lupa, dah tiga puluh tahun lalu belajar bahasa Indonesianya."

Itu komentarku saat salah satu pembimbing menulis yang masih muda usia menjelaskan aturan menuliskan kata yang berawalan.

Ups! Lagu lama! Excuse!

Jadi ingat pengalamanku belasan tahun lalu, saat masih agak muda.

Sebagai guru Taman Pendidikan Al Qur'an, muridku beragam, dari usia balita, anak-anak, remaja, ibu rumah tangga sampai manula.

Sering sekali aku mendapat komentar serupa, terutama dari ibu rumah tangga dan manula, yang usianya lebih tua dariku, saat mengajarkan tahsin.

Aku benar-benar harus bersabar membimbing mereka, memperbaiki makhrojul huruf yang sudah terlanjur salah di lidah mereka, mengoreksi mana yang harus dibaca idzhar, ghunnah atau ikhfa'.

"Dulu waktu SD, saya sudah khatam dua kali lho, Mi," kata salah seorang ibu yang harus mengulang-ulang bacaannya karena belum sesuai hukum tajwid.

Begitulah ilmu, kalau tidak dipakai akan terpendam. Semakin dalam dia terpendam, semakin sulit kita menggalinya saat dibutuhkan.

Kini aku mengalaminya, saat semangat menulisku meningkat bahkan membakar, kesempatan ada, sarana mendukung, ide bersliweran, ha ha ha kendalanya pada hukum tata bahasa yang kurasakan sangat njlimet!
Dan itu aku pelajari sekitar tiga puluh tahun yang lalu, terahir dipakai saar buat skripsi dua puluh lima tahun lalu, bisa dibayangkaaaan, bagaimana aku menggali ilmu simpananku yang sekian lama terpendam?

Syukurlah ada ana-anak muda yang baik hati dan tidak sombong, he he, rajin menabung nggak ya? Mereka begitu bersabar membimbingku, walau kadang aku membantah, ngeles dan sebagainya. Biar saja kalau ada yang bilang, sudah manula baru belajar menulis? Masbuloh? Kata anak-anak.

3 comments:

  1. Semangat ya Mak, usia bukan masalah :)

    ReplyDelete
  2. artikelnya bgus , cukup membangun, teruskan bakatnya :)

    http://www.griyamuslim.com/

    ReplyDelete