Wednesday, April 2, 2014

GAYA BELAJAR SIKECIL

"Harish nggak usah ikut ya?"

"Mba Hafa mau ngapain?"

"Mba Hafa sama Mba Hany mau bongkaran kamar atas, banyak debu."

Mendapat penjelasan Hafa, Harish berlari ke kamar depan, tempat kami menangani pasien, sambil berteriak,  "Pake masker dulu Mba Hafaaaa!"

Ups!

Pasti ini hasil pengamatannya. Selama ini kalau Abi beresan rumah, membersihkan plafon dari sawang, slalu memakai masker. Abi nggak tahan debu, langsung bersin-bersin kalau beresan rumah atau bongkaran berkas di gudang.

***
Harish termasuk tipe anak yang tak mau di dikte atau di tes. Sampai kadang-kadang kami terkejut dengan kemampuannya saat dia unjuk gigi. Dia akan bertanya yang dia ingin tahu. itulah kesempatan kami menambah wawasannya.

***
"Umi sekarang jam berapa, jarum panjang di angka tiga, jarum pendek di angka lima?" tanya Harish.

Lho, Harish sudah tahu lambang bilangan? Oo, mungkin dia pernah ikut mbaknya main sekolah-sekolahan dengan temannya, pikirku.

"Jam lima lewat lima belas menit," jawabku.

"Kok jarum yang warna merah jalan-jalan terus?" tanyanya, tanpa mengalihkan pandangan dari jam dinding

Nah, ini kesempatan, ngerti nggak ya kalau aku jelaskan? Ah, coba saja.

"Jarum merah menunjukkan detik, jarum hitam yang panjang menunjukkan menit, jarum hitam yang pendek menunjukkan jam."

Dia tidak memberikan respon, tapi sejak itu dia sering bertanya sekarang jam berapa, dengan memberikan data, jarum pendek di angka berapa, jarum panjang di angka berapa.

***
" Harish, tolong ambilin sandal Umi di depan!"

"Yang warna apa, Mi?"

"Kuning."

Harish berlari mengambilkan sandal warna kuning dan segera menyerahkannya padaku

"Mi, sandal Umi warna kuning, baju Harish warna kuning juga, tapi kok beda?"

"Sandal Umi kuning muda, baju Harish kuning tua."

"Jilbab Umi, agak kuning juga?"

"Jilbab Umi warna krem."

"Kalau pepaya, kuning apa merah, Mi?"

"Pepaya itu oreng, tapi ada juga yang kuning."

***

Beda anak, beda gaya belajarnya. Sebagai orang tua sebaiknya sesegera mungkin memahami gaya belajar anak, agar segera dapat mengembangkan potensinya sedini mungkin.

No comments:

Post a Comment