Monday, April 28, 2014

MENGUNDANG NIKMAT


“Abi sakit ya, Mi?”

“Iya, dah seminggu, tapi sudah lumayan kok.”

“Sakit berat ya, kok seminggu belum sembuh?”

“Beratkan relatif? Memang lumayan serius, tapi tergantung gimana kita menyikapinya.”

“Sakit apa, Mi?”

“Intinya kecapean, butuh istirahat.”

“Banyak lho, Mi, kasus serius awalnya dari kecapean, tuh ada teman jantungnya katanya bengkak, awalnya ya kecapean.”

“Doakan aja ya, supaya Abi cepat sembuh, apapun penyakitnya, Allah Maha Kuasa menyembuhkan.”

“Katanya anak-anak sakit juga?”

“Iya, tiga orang nyusul sakit, semoga nggak serius amat.”

“Di rumah tinggal Umi sendiri yang sehat?”

“Alhamdulillah, Umi di kasih sehat, ada satu anak yang sehat juga.”

“Rawat di rumah semua, Mi?”

“Alhamdulillah, semua bisa di rawat di rumah, jadi Umi nggak terlalu repot.”

“Merawat empat orang sakit, nggak terlalu repot?”

“Di bandingkan kalau harus rawat inap di rumah sakit, masih lebih ringan di rumah.”

“Umi nggak stress?”

“Kalau mau di ikuti ya stress, tapi kalau Umi stress malah bahaya, bisa berantakan semua.”

“Gimana caranya bisa tenang ngadepin beban berat seperti ini, Umi nggak ada asisten rumah tangga kan?”

“Asisten nggak ada. Kalau kita fokus pada hal yang masih bisa disyukuri, insyaallah semua terkendali, kan Allah akan menambah nikmat jika kita mau bersyukur. Semua hal terjadi karena Allah menghendaki terjadi, ya upayakan tawakal padaNya, semua berasal dari Allah, maka kembalikan semua pada Allah.”

“Tapi kan banyak banget yang harus Umi kerjakan? Pekerjaan  rumah tangga, merawat yang sakit, menyiapkan makanan yang nggak mudah untuk yang sakit, mengawasi minum obat, belum lagi ngater anak sekolah, yang biasanya Abi yang kerjakan?”

“Ya dikerjakan semampunya, mana-mana yang bisa ditunda, ya ditunda dulu. Mana yang harus didahulukan, ya dikerjakan lebih dulu. Nggak harus sempurna semua. Itu salah satu cara menghindari stress.”

“Masih melayani pasien?”

“Pasien Umi ya masih, tapi kalau pasien Abi, terpaksa di tunda atau dialihkan pada terapis lain.”

“Pantesan, Umi bisa tetap tersenyum walaupun sedang banyak masalah, nyantai gitu.”

“He he he, gitu deh” 

No comments:

Post a Comment