“Mi, aku kemarin megang kepala ustadz besar!”
“What?”
“Iya, Mi. Aku megang semua ilmunya.”
“Ceritanya yang runut, dong, biar jelas.”
“Kemarin aku disuruh mijat ustadz besar, ustadz yang
sangat disegani di sini. Nah aku mijat kepalanya, Mi! Aku megang kepalanya, aku
megang semua ilmunya, subhanallah.”
Begitu gembiranya, sampai diulang-ulang.
“Tapi beliau yang suruh, kan?”
“Iyalah, Mi, mana berani aku, kalau nggak di suruh.”
Subhanallah. Dengan ilmu sederhana, ilmu yang sering
diremehkan, ilmu yang jarang peminatnya, anakku memegang kepala ustadz yang
sangat di segani. Ustadz yang hafal Al Quran dan menguasai ilmu Nahwu Shorof
dan lain-lainnya. Dan anakku menganggap telah memegang ilmunya. Itu mimpinya,
diizinkan Allah memahami ilmu agama.
“Ustadz besar gimana maksudnya?”
“Ya ustadz yang level atas, ustadznya ustadz yang
waktu itu ngajar aku waktu di Indonesia.”
“Subhanallah, manfaat banget ya, bekal ilmu pijat
yang sudah dikuasai?”
“Iya, Mi. Di sini ilmu itu langka, maka aku semakin
berkembang dengan semakin banyaknya kasus yang kutangani.”
“Makanya, kita nggak boleh meremehan ilmu, walaupun
elihatan sederhana, tapi banya manfaatnya.”
“Iya, Mi. Doain aku terus ya, Mi?”
“Selalu.”
No comments:
Post a Comment