"Astaghfirullah, sampahnya belum dibuang?" kulihat Hafa duduk dengan santainya di kursi goyang sambil membaca. Menyadari kehadiranku, Hafa nyengir, meletakkan bukunya dan segera berlari mengambil sampah di dapur.
"Husna!"
"Ya, Mi!"
"Masyaallah, bekalnya sudah disiapkan belum?" kulihat Husna duduk di ruang tamu, menyelonjorkan kakinya di kursi panjang, sambil. . . membaca. Husna bangkit, nyengir dan berlari ke dapur
"Mbak Hany mana, Hus?"
"Di kamar atas."
"Lagi apa, membaca juga?" Husna angkat bahu.
"Hanyyyy!"
"Ya, Miiiiiii!" terdengar langkah Hany berlari, turun.
"Lagi ngapain?" he he, Hany nyengir, nggak di jawab juga sudah tahu.
"Umi nggak melarang anak-anak membaca, tapi lihat situasi dong. Mana yang harus dibereskan dulu."
"Sammma," Hany dan Husna menjawab serempak.
"Sama apanya?"
"Kita orang baca, Umi nulis, kabooooor!" Hany dan Husna berlari ke kamar depan, minta perlindungan abi.
Ha ha ha, aku nggak bisa menahan tawa. Mereka benar, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Wkwkkwkwk... ngakak abissss, maaak..
ReplyDeleteaku juga ah, mau niru 3H (Hafa, Husna, Hany), mereka cerdas semuanya! :D
*ngakak sambil lariiii
he he, tergantung sudut pandang, kadang membanggakan, kadang nyebelin, kadang menghibur.
Deletesaya jg klo udah mulai baca & nulis, suka males ngapa2in :))
ReplyDeleteitu salah satu efek negatif, semua pilihan ada konskuensinya, mungkin bukan males, tapi ya itu, waktu untuk urusan lain tersedot habis tuk baca n nulis
DeleteBbbeuh, masa aku juga bakal begitu ya besok? :D
ReplyDeletesiap-siaplaaaah, he he
ReplyDelete