Tuesday, April 15, 2014

NGGAK LULUS UN?


“Ngapa mesti ada ujian, sih?” Wiro menghempaskan badannya di samping Richie, yang sedang duduk di rerumputan, di bawah pohon belimbing.

“Ngapa? Pesimis lulus UN?” tanya Richie, tenang.

“Lo bisa optimis, lha gua? Dasar kutu buku!”

“Nggak ada jaminan, pengalaman tahun kemarin, banyak juga anak berprestasi nggak lulus UN, kata berita di TV siiih.”

“Tapi lo tenang banget, kayak yang yakin lulus, gitu?”

“Lha mau apa? Usaha sudah maksimal, sekarang tinggal tunggu hasil. Kan hanya dua kemungkinan, lulus atau nggak lulus.”

“Kalau lulus sih, itu mau gua, nah kalau nggak lulus, gimana coba?”

“Nggak lulus UN kan bukan berarti kiamat.” Jawab Richie, mantap.

“Kok lo tenang banget sih? Sudah ada rencana?” tanya Wiro, heran.

“Memang semua harus direncanakan. Dalam menjalani hidup, kita harus siapkan beberapa alternatif rencana, jadi nggak seperti orang kebakaran jenggot kalau hasil yang kita dapat nggak sesuai harapan.”

“Maksud lo?”

“Ujian kan untuk menentukan, layakkah kita mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Setelah SLTA idealnya ke perguruan tinggi. Tapi setiap sistem kan ada saja kelemahannya, artinya kita harus cari tahu, kalau nggak lulus UN, ada nggak ya ujian susulan? Atau kita bisa ikut ujian paket C. Artinya, kalaupun nggak lulus UN, kita masih mungkin melanjutkan kuliah tahun ini, kalau lulus ujian susulan atau ujian paket C.”

“Ijasahnya bisa untuk mendaftar ke perguruan tinggi?”

“Bisalah, kan yang mengeluarkan pemerintah juga.”

“Yaa, ujian lagi,” gumam Wiro.

“Alergi banget sih dengan ujian?”

“Stresnya itu yang gua nggak tahan, coba kalau sekolah ya sekolah aja, belajar sepuasnya, nggak perlu stres pake ujian.”

“Aneh! Bukan ujian yang harus dipermasalahkan, tapi sikap mental kita menghadapi ujian, itu yang perlu dievaluasi.  Bukankah hidup kita ini memang rangkaian dari ujian-ujian? Kita harus melatih mental kita menghadapi ujian apapun. Persiapkan diri sebaik-baiknya, siapkan mental untuk dua kondisi, lulus atau gagal.”

2 comments: