Sunday, June 22, 2014

Rumah Mewah

Rumahku sangat mewah, Mepet sawah, tak ada rumah lain antara rumahku dan sawah. Walaupun sawah itu bukan milkku, tetapi setidaknya, saat aku memandangnya, tidak perlu membayar atau mengeluarkan biaya transport.

Sayang, aku jarang menikmatinya. Padahal hampir setiap tamu berkomentar sama.

"Enak banget ya, di sini. Bisa lihat sawah setiap hari, udara masih sejuk dan segar."

Orang lain harus menyediakan waktu khusus, perbekalan dan biaya transport untuk dapat menikmati kesegaran yang tersedia di hadapan mataku setiap hari. Tapi kok aku nggak menikmatinya setiap hari? Hanya saat Harish minta ditemani bermain di luar rumah, maka saat itulah aku menikmatinya.

Apakah aku termasuk orang yang kurang bersyukur? Tidak menikmati sesuatu yang dekat? Atau mungkin itu suatu hal yang umum, merindu yang jauh, abaikan yang dekat?

No comments:

Post a Comment