Tuesday, June 17, 2014

KAPAN BUKUNYA JADI?

"Umiiii!"

"Heh! Ngagetin aja, sih?" Umi melotot ke Richie yang mengejutkannya.

"He he he"

"Salam kek, kulo nuwun nek, permisi mbak, nylonong aja, teriak lagi?" Umi nyerocos.

"Iya, deh, maaf-maaf. Abis, Richie kesel sama Umi," cie-cie, bibir Richie maju tiga senti.

"Kenapa kesel?"

"Katanya mau buat buku, kok malah buat postingan terus? Kapan nulis untuk bukunya?"

"Oo, itu tho?"

"Lha katanya minimal satu buku sebelum mati, kalau nanti..." Richie tidak melanjutkan bicaranya.

"Kok berhenti? Kaalau Umi keburu mati?"

"Umi, jangan ngomong gitu dong?" rengek Richie, raut wajahnya berubah sendu

"Richie, Umi menulis untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, mengingatkan orang lain bersama-sama untuk lebih dekat pada-Nya. Bisa buat buku, itu bagus, target yang nyata dan mudah diukur. Tapi kalau dengan menulis buku justru menunda tersebarnya nilai kebaikan itu, ya sayanglah. Dalam perencanaan, biasanya ada target jangka pendek dan jangka panjang. Anggaplah postingan Umi sebagai target jangka pendek, sedangkan buku target jangka panjang."

"Kalau nerbitin bukunya nggak terkejar?"

"Lho, kan anak Umi banyak? Biasakan kerjasama, bila perlu antar generasi."

"Tapi Richie berharap, target buku tercapai dan Umi menyaksikannya."

"Amiin."

No comments:

Post a Comment