Wednesday, June 25, 2014

Pembalap Ibu Kota

<p>Adu cepat! Itu faktor utama dalam balap.

Di Jakarta, sebenarnya banyak sekali pembalap hebat, tapi tidak semua namanya tercantum di daftar pembalap nasional.

Tahu kenapa?

Karena mereka tidak pernah berlaga di sirkuit resmi. Medan mereka adalah jalan raya, sirkuit kehidupan yang sesungguhnya.</p>

Setiap pembalap berburu cepat mencapai garis finish melalui rintangan-rintangan yang sudah ditentukan. Semua harus dengan perhitungan matang, kalau ingin jadi pemenang.

Demikian juga dengan pembalap ibu kota, mereka harus cermat menghitung setiap langkah-langkahnya.

Jam berapa keluar dari rumah sebagai garis start, sangat menentukan jam berapa sampai di garis finish, yaitu tempat kerja atau sekolah.

Pilihan jenis kendaraan juga akan menentukan. Dalam hal ini, mungkin tidak semua pembalap ibu kota bisa memilih sesuai dengan seleranya, tapi lebih banyak harus menerima bagiannya. Ada yang bisa memilih mobil pribadi atau motor, tapi banyak yang harus rela menggunakan kereta, busway, taksi, bajaj atau ojek.

Mereka harus hafal, jam berapa, jalan mana langganan macet. Lampu merah mana yang menyala berapa menit. Tikungan mana yang bisa diambil untuk jalan alternatif.

Satu hal lagi, selain peka dan cermat, pembalap ibu kota relatif lebih sabar, karena tidak ada guna sumpah serapah ataupun keluh kesah menghadapi kondisi jalan yang tidak bisa dikendalikannya.

Alangkah menakjubkan, bila sikap mental ini diterapkan dalam melakoni kehidupan, yang pada dasarnya adalah balapan, fastabiqul khoirot.


2 comments: