Friday, June 20, 2014

Menikmati Kekayaan

Setelah sholat Dhuhur.

"Makan dulu, Ustadz!" Mbak War, mengingatkan.

"Ya, Mbak."

Aku segera ke ruang makan. Seperti biasa, di meja makan sudah terhidang berbagai jenis lauk-pauk layaknya di meja prasmanan sebuah pesta. Kalau kuhitung, sekitar delapan sampai duabelas jenis. Selalu seperti itu. Sudah setahun aku mengajar privat mengaji di keluarga ini. Keluarga kaya raya, pemilik beberapa perusahaan tingkat nasional. Jadwalku seminggu tiga kali, dari jam sebelas siang sampai jam tiga sore. Sebelum Dhuhur aku mengajar Ibu dan seorang anaknya yang sekolah masuk siang. Sambil menunggu dua orang anaknya pulang sekolah aku sholat, makan dan istirahat di situ.

Kadang aku bingung, bagaimana cara mereka menikmati kekayaannya? Aku tidak merasakan nikmatnya makan dengan begitu banyak jenis lauk-pauk. Sebagai orang yang hidup pas-pasan, sama sekali tidak tertarik untuk mencicipi semua makanan, cukup nasi dengan satu atau dua jenis lauk.

Adakah kenikmatan dunia yang melebihi makan nikmat, tidur nyenyak, BAB dan BAK lancar?

No comments:

Post a Comment