Saturday, June 28, 2014

Bunyi

Alhamdulillah, walaupun agak lama membujuknya, Harish bangun juga.

Kami berlima duduk melingkar, bersiap makan sahur pertama.

"Harish mau makan sama apa?" tanya Hafa, siap melayani.

"Sama abon."

"Minumnya apa?" gantian Husna yang menawari.

"Sirup ijo," jawab Harish.

"Oya, Fa tolong ambilin madu lemon yang sudah Umi buat,  di atas kulkas!"

Hmm, Harish duduk bersila, makan sendiri.

"Harish kalau puasa makannya nggak bunyi lho, Mi," katanya tiba-tiba. He he he dia belum bisa membedakan istilah sahur, puasa atau buka puasa.

"Jempol untuk Harish, makan sendiri, habis banyak, nggak bunyi lagi," pujiku sambil mengacungkan dua jempol.

"Umi, Mbak Husna, Mbak Hafa, juga nggak bunyi," lanjut Harish.

Abi berdehem. Ha ha ha, ada yang tersindir nih!

Sssst, makan nggak bunyi kan bukan syarat masuk surga.

No comments:

Post a Comment