Friday, December 5, 2014

Zina Hati

“Mi, ada ya zina hati?” tanya Richie.
Kok tiba-tiba ngomongin zina hati? Masalah zina beneran aja banyak?”

“Memang zina hati bohongan?”

“Maksud Umi, zina yang jelas-jelas hukumnya aja masih merajalela, tidak diberlakukan hukum, kok ngurusin zina hati?”

“Kok dihukum sih, Mi? Malah dikasih hadiah tuh.”

“Hah! Hadiah apa?”

“Ya kalau ketahuan zina, apalagi sampai hamil, kan langsung dinikahkan. Apa nggak enak coba?”

“Wah iya juga, ya? Jangan-jangan itu salah satu faktor penyebab banyaknya zina? Mau nikah muda dilarang, nah kalau sudah terjadi, mau nggak mau ya dituruti.”

“Iiih, Umi, suudzon.”

“Nggak suudzon, menganalisa.”

“Halah, gaya,memperhalus bahasa itu. Padahal substansinya sama,” Richie agak mencibir.

“Iya-iya, maaf.”

“Umi belum jawab, apa itu zina hati.”

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda (yang artinya), 
Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Jadi semua kita pernah melakukannya?”

“Normalnya begitu, maksudnya pada umumnya.”

“Hukumnya gimana, Mi? Hukumannya apa?”

“Wah, Umi jangan ditanya yang dalam-dalam, belum sampai. Umi baru tahu hukuman berzina yang sesungguhnya, itu lho, yang ada ayatnya di Al Qur’an. Nah kalau zina hati kita patuhi saja ayat larangan mendekati zina, bereskan.”

“O, jadi zina mata, hati, mulut termasuk hal-hal yang mendekati zina ya, Mi?”

“Hu um.”

“Umi, kalau....”

“Sudah dulu ya, Chie. Umi masak dulu, cucian juga belum selesai.”

“Payah Umi, dari tadi online terus, masak belum beres.”

“He he he, kok Richie yang sewot, Abi aja selow.”

Umi meninggalkan Richie begitu saja, ya...mau gimana lagi, diskusi terputus  begitu saja.

“Mengecewakan!” gumam Richie.


No comments:

Post a Comment