Friday, December 19, 2014

Jebakan Humor

Menulis humor, bercerita, bercanda, melawak atau stand up comedy bertujuan untuk memancing tawa pembaca, pendengar atau penonton.

Mengapa manusia butuh tertawa? Dengan tertawa kita bisa merefresh otak dan menyingkirkan stress.

Tapi kadang, selain tujuan tercapai, ada efek lain yang timbul, bahkan bisa jadi akibat pendamping itu yang berkembang menjadi musibah.

Lebih parah lagi, kalau tujuan nggak tercapai, malah musibah yang didapatkan.

Hal-hal apakah yang rawan menimbulkan ketidak nyamanan saat dibawa ke ranah humor?

Yang pertama, ketika Sang Pencipta dijadikan obyek. Saat seseorang melawak sering lupa diri, semulia apa yang sedang dibicarakannya, sehingga sering terjadi mencacati eksistensi sang pencipta. Demikian juga halnya dengan pembaca, pendengar dan penonton. Karena terlarut suasana, kadang tidak ingat, siapa yang sedang ditertawakannya.

Yang kedua, ketika ayat-ayat suci dan para nabi dijadikan obyek. Tidak jarang hal ini menimbulkan isu SARA dan berakibat pada sipenulis atau pembicara yang membawakannya.

Yang ketiga, ketika hal-hal gaib dibicarakan, terutama masalah surga dan neraka. Pengetahuan manusia yang memang dibatasi tentang hal yang gaib, kecuali yang diberitakan melalui wahyu, sering menarik untuk dijadikan obyek humor, toh sama-sama tidak tahu, namanya juga gaib.

Yang keempat, seseorang dengan kedudukan, sifat atau keadaan tertentu. Misalnya pejabat atau seseorang dengan kebutuhan khusus.

Yang kelima, bersifat subyektif, maksudnya ada hubungan atau masalah tertentu antara penulis dengan pembaca, pencerita dengan pendengar atau pelawak/ artis dengan penonton.

Tertawa iu boleh, karena kita butuh, tetapi jangan sampai melupakan hal-hal penting dalam kehidupan ini, misalnya melupakan hakekat kehidupan atau melupakan dosa-dosa.


No comments:

Post a Comment