Saturday, December 20, 2014

Bukan Penulis Event

"Lewat!"

"Apanya, Mi?" tanya Abi.

"Android."

***

Beberapa waktu lalu ada event yang diselenggarakan komunitas di mana aku aktif di dalamnya.

Menulis true story tentang dakwah berhadiah lima android dan barang elektronik.

Wow! Android! Sesuatu yang kubutuhkan saat ini.

Akhirnya aku kirimkan salah satu tulisan yang sesuai tema dan persyaratan. Berharap dapat android he he he, tapi segera kuluruskan niat, terserah Allah deh, yang penting aku berpartisipasi dalam amal baik ini. Semoga bernilai di hadapan-Nya.

Waktu berlalu. Saat yang kunantikan tiba. Dari sekitar 80-an tulisan yang masuk, 50-an yang sesuai kriteria. Lima nama mendapat android, sepuluh nama mendapat barang elektronik.

Dan, wow! Namaku tak tercantum di antara 15 orang tersebut!

Kecewa! Pasti! Tapi sedikit dan sebentar, kan di awal niatnya sudah diluruskan? Tinggal evaluasi diri. Sejauh mana peningkatan kualitas tulisan-tulisanku?

Event itu perlu, untuk membandingkan kualitas karya kita dengan karya orang lain di mata juri.

Beberapa kali ikut event yang diselenggarakan teman-teman atau penerbit. Pernah juara satu berhadiah pulsa. Senang tentunya, itu membuktikan pernah menjadi terbaik dari peserta lainnya, di mata juri. Pernah juara tiga, dapat pulsa plus buku terbit. Selain itu tidak mendapat juara, tapi jadi kontributor buku yang diterbitkan.

Dari event-event itu, terkumpul sekitar sepuluh buku antologi yang aku jadi salah satu kontributornya. Sementara ini aku cukupkan. Entahlah suatu saat nanti.

Apa yang kudapat dari mengikuti event?

Pertama, tantangan!

Sebagai manusia yang ingin meningkat kualitasnya dalam bidang tertentu, event dibutuhkan. Dengan mengikuti event kita dipaksa membuat sebuah karya yang ditentukan orang lain. Lumayan kan? Siapa tahu suatu saat bisa jadi penulis biografi pesanan orang hebat, he he he.

Kedua, pembuktian! Terutama kalau menang. Setidaknya jadi peserta. Ini semacam pemenuhan kebutuhan eksistensi diri.

Ketiga, Pengalaman. Sudah kita maklumi, pengalaman adalah guru yang baik. Metode pembelajaran yang sangat efektif adalah melakukan apa yang sedang dipelajari.

Kemudian?

Setelah beberapa kali ikut event, dengan hasil yang banyak tidak suksesnya, apakah menyurutkan semangat menulis?

Ho ho ho, nggih mboten!

Lha tujuan utamaku menulis kan bukan itu?

Selama tulisanku masih ada yang membaca, insyaallah, tak ada niat berhenti menyebarkan manfaat, walaupun sedikit. Tidak harus juara event kan?

Komunitas pembaca sangat luas. Tidak hanya bagi pembaca buku atau media cetak, pembaca sosmed pun semakin membludak.

Tak mengapa tidak dapat kali ini, mungkin belum tepat saatnya Allah memberikan rizki dalam bentuk android. Aku yakin, Allah yang Maha Tahu akan memberikan rizki dengan bentuk yang sesuai di saat yang tepat.

2 comments:

  1. betul mba, dengan sering mengikuti event, kemampuan menulis pun meningkat

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, bagus, sampai suatu saat menemukan ciri khas gaya penulisan

      Delete