Tuesday, December 9, 2014

Mengapa Harus Ibadah

“Sudah shalat, Chie?” tanya Umi, saat Richie datang mengembalikan setrika.

“Richie, getooo! Ya sudahlah, dengar adzan langsung shalat?”

“Good. Di masjid?”

“Di rumah.”

“Awas kena protes Harish, nanti dibilangnya Richie jadi perempuan, shalat di rumah.”

“Mi, kalau Dzuhur malas ke masjid, paling isinya jari satu tangan, Abi kan jarang di masjid komplek kalau Dzuhur.”

“Chie, kok mau shalat sih?”

“Nggak shalat nanti dimarah Umi.”

“Jadi shalatnya karena takut dimarah Umi?” tanya wanita lumayan manis itu mendelik, wuiiiih, tambah manis.

“Ya nggak lah, Mi. Itu kan Hafa, kalau Richie, ya karena kewajiban, kalau nggak dikerjakan, dosa.”

“Jadi kalau nggak wajib, nggak shalat dong?”

Richie terdiam. Tidak bisa menjawab, karena selama ini tidak pernah berfikir mengenai itu.

“Pernah shalat Tahajud?” tanya Umi.

“Pernah.”

“Shalat Tajahud wajib nggak?”

“Sunah.”

“Kan kalau nggak dikerjakan nggak dosa, kok Richie mengerjakan juga?”

Lagi-lagi Richie diam.

“Alangkah indahnya jika kita melakukan shalat atau ibadah-lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas banyaknya nikmat yang telah Allah berikan. Atau karena merasakan keagungan Allah, tentu beda dengan ibadah karena kewajiban, biasanya terasa berat melakukannya,” jelas Umi.

Richie diam, menekuri kata-kata Umi. Benar! Kadang dia merasa melakukan ibadah tanpa ruh. 

Ibadahnya tidak memberikan efek yang signifikan pada ketenangan jiwanya.

“Mi, sebenarnya ibadah itu tujuannya apa, sih?”

“Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah, Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji” (terjemah surat Fathir ayat 15).

“Maksudnya, Mi?”

“Coba perhatikan sejarah manusia. Selalu ada sesuatu yang disembah, itu menunjukkan adanya fitrah manusia untuk  menghambakan diri pada sesuatu, sayangnya tidak semua manusia menemukan sesembahan yang seharusnya, jadilah tuhan-tuhan selain Allah. Biasanya ketundukan itu disertai dengan kecintaan, sehingga dengan rela hati melaksanakan apa-apa yang dikehendakinya.”

Sekali lagi, Richie diam. Mencoba mencerna penjelasan Umi dan memahaminya.

“Mi, tolong doakan Richie, agar kualitas ibadah dan penghambaan Richie meningkat.”


“Barokallah.”

2 comments:

  1. nampol mba .. :D aku jadi gimana gitu , barokallah amin

    Ya Allah maafin aku :'( #nangis guling-gulign hehe
    kunjungi blog ku ya mba hehe sapialay.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekedar mengingatkan diri, mungkin yang baca juga he he, ok

      Delete