Saturday, December 27, 2014

Pesan Tak Sampai

Sering terjadi, kita merasa sudah bicara sebaik mungkin, menerangkan sejelas mentari di siang hari, tapi ternyata, pendengar atau yang kita ajak bicara tidak memahami maksudnya. Pesan tidak sampai sesuai yang kita inginkan.

Keberhasilan komunikasi sebenarnya bukanlah apa yang saya sampaikan tapi apa yang dia terima (kesimpulan dari pelatihan lifeskill). Maksudnya, yang penting apa yang dipahami penerima pesan, terlepas bagaimana pesan itu disampaikan.

Yang jadi pertanyaan, mengapa pesan itu tidak sampai?

Ada dua kemungkinan yang bisa jadi penyebabnya:

1. Tolak ukur yang digunakan pembicara dan pendengar, berbeda.

Ketika seseorang membicarakan sesuatu dengan pendekatan, sudut pandang dan tolak ukur agama, biasanya akan sulit atau tidak segera dipahami oleh pendengar yang awam tentang agama.

Selain pesan tidak bisa dipahami, yang lebih parah kalau pembicaraan berkembang menjadi sebuah ajang perdebatan, yang tentu saja tidak jelas ukurannya.

Itu sebabnya, untuk keberhasilan komunikasi, pembicara harus berusaha menyamakan dulu tolak ukurnya, sehingga pesan itu dapat tersampaikan dengan baik.

Demikian juga dalam dakwah. Seorang dai akan sulit menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam Al Qur'an, jika orang yang didakwahi belum sepakat bahwa Al Qur'an adalah pedoman hidup yang harusnya menjadi pegangan. Maka langkah pertama adalah mendakwahkan, bahwa Al Qur'an adalah pedoman untuk mendapatkan keselamatan hidup.

2. Ucapannya samar dan tidak jelas, walaupun sipembicara merasa yakin bahwa dia sudah menyampaikannya dengan sangat jelas.

Pernah jadi pembicara di hadapan orang banyak? Mungkin sebagian yang hadir terlihat berbisik-bisik atau ngobrol? Perhatikan intonasi suara, bisa jadi kurang kuat atau artikulasi tidak jelas, sehingga pendengar tidak paham apa yang kita bicarakan.

Demikian halnya dalam dunia literasi. Ketika seorang penulis dengan penguasan bahasa sastra yang dianggap tinggi, pemilihan diksi yang indah tapi jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari, biasanya akan sulit dipahami oleh pembaca yang terbiasa membaca tulisan yang menggunakan bahasa sederhana, yang pilihan katanya sangat dikenali dalam keseharian.

Benar Rasulullah Saw yang menganjurkan kita bicara dengan bahasa kaumnya. Tidak lain agar pesan yang kita sampaikan dapat dipahami oleh pendengar.


No comments:

Post a Comment