Thursday, December 18, 2014

Ta'aruf-Khitbah-Nikah-Walimah (5)

Sebelum membahas nikah dan walimah, kita intip dulu pertimbangan apa yang sering dipakai untuk menentukan menerima atau menolak khitbah seorang pria.

1. Nyaman + aman = cinta?

Ini pertimbangan pertama yang sering dijadikan wanita untuk memutuskan. Dalam hadist di atas, hal ini tidak disebutkan.

Kenapa?

Mungkin karena sifatnya subyektif atau perasaan ini bisa disesuaikan, artinya bisa dihilangkan atau ditumbuhkan. Yang sudah berumah tangga mungkin bisa menceritakan pengalamannya tentang hal ini.

2. Agama/Dien
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik dari perempuan musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Langanlah kamu nikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki  musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran." (Terjemah Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 221).
Ayat ini menjelaskan bahwa pernikahan akan mempengaruhi jalan kehidupan yang akhirnya pada surga atau neraka. Kalau menginginkan surga, maka ikutilah tuntunan-Nya.
Bahkan dalam menentukan kebaikan agama seseorang pun ada peringkat-peringkatnya:

- Yang penting Islam, tidak perduli seperti apa pemahaman agama dan amal ibadahnya.
- Yang penting shalat wajib tidak pernah tinggal, sebagai indikator kebaikan agamanya.
- Muslim dan lulusan sekolah agama sebagai jaminan ilmu agamanya baik.
- Muslim yang terlihat dari amal ibadah dan sikap kesehariannya.
- Muslim yang aktif dalam dakwah, lebih diutamakan penghafal Al Qur'an.

Ah, jadi malu, kalau diri nilai keagamaannya biasa saja menginginkan pasangan yang super sholeh/ah.

Di sinilah sebenarnya inti masalah para pencari jodoh. Terlalu berharap pada calon pasangannya. Mengapa tidak memperbaiki diri dulu dengan harapan mendapatkan jodoh yang sesuai? Lebih baik salurkan energi galaunya untuk fokus pada perbaikan diri. Semoga Allah nantinya mempertemukan dengan pasangan yang baik juga.

3. Ketertarikan fisik.

Memperbaiki keturunan! Itu salah satu alasan seseorang menikah dengan pasangannya yang secara ukuran umum memiliki kelebihan dalam hal fisik, sekaligus memenuhi hasratnya yang pertama, nyaman, cinta. Bahkan, untuk menjaga ketertarikan fisiknya, seseorang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Hari esok siapa yang tahu? Benar! Kita tidak tahu kondisi fisik yang menarik itu akan bertahan berapa lama. Entah karena dimakan usia atau karena musibah tertentu.

4. Keturunan

Terutama orang tua calon pengantin, banyak memperhatikan faktor ini. Menyangkut kedudukan sosial di masyarakat. Bahkan, pertimbangan keturunan ini sering mengabaikan pertimbangan yang utama, yaitu kebaikan dien.

5. Materi

Nah, yang ini agak rumit. Di satu sisi dalam setiap aktivitas kita membutuhkan materi untuk membiayai, tapi di sisi lain hal ini sering jadi kendala.

Idealnya bisa melaksanakan nikah dan walimah.
Nikah wajib, walimah sunnah.
Nikah urusannya dengan halal-haram, urusan langsung dengan Allah.
Walimah sunnah, urusannya dengan manusia sebagai makhluk sosial.

Dulu, biaya yang wajib dikeluarkan hanyalah mahar.
Sekarang, selain mahar, terkait juga dengan biaya administrasi negara.

Dulu, mengundang hanya beberapa tetangga untuk menghadiri walimah sudah cukup.
Sekarang, apa kata teman kerja dan relasi, ketika menikah tidak diundang? Apa kata keluarga mempelai wanita jika saat khitbah tidak membawa hantaran?

Eh, sudah dulu, nanti disambung lagi.

No comments:

Post a Comment