Monday, August 25, 2014

Untuk Ibu Saya

"Umi, saya menyampaikan sedekah dari kakak, untuk Rumah Tahfidz."

Ibu muda itu mengambil bungkusan dari tasnya, dan menyerahkannya padaku. Setumpuk uang satusan ribu dan lima puluhan ribu, terbungkus plastik transparan. Di dalamnya ada secarik tulisan, lalu kubaca.

"Amal jariyah atas nama ibu saya, tujuh juta," jelasnya, membantuku membaca tulisan tangan itu.

Hampir tak percaya, tapi nyata, uang itu ada di tanganku. Sebelumnya memang dia sudah bilang, akan menyalurkan dana itu ke Rumah Tahfidz, tapi aku perkirakan satu atau dua juta, seperti yang pernah dia berikan.

Kutatap wajahnya, dia mengangguk, menghilangkan tanya dan keraguanku.

"Biasanya kalau amal jariyah, orang maunya dalam bentuk barang yang digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga diharapkan mengalir pahala selama barang itu dimanfaatkan. kalau untuk hal seperti itu, kami belum bisa menerimanya. Saat ini Rumah Tahfidz belum mempunyai tempat untuk mendirikan bangunan. Semua unit yang ada hanya hak pakai, dana yang kita butuhkan lebih banyak untuk biaya operasional," jelasku.


Dia tersenyum, menggenggam tanganku,"Saya percaya, uang ini akan bermanfaat untuk Rumah Tahfidz, apapun statusnya, amal jariyah atau sedekah, biarlah Allah yang mencatatnya sebagai kebaikan untuk ibu, dari kami anak-anaknya. Saat beliau hidup, kami belum bisa berbuat untuk membahagiakannya, semoga niat kami ini diterima Allah."

"Allah mengatur jalan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, begitu indah," gumamku.

"Ya, Umi. Selama setahun, insomnia saya nggak kambuh, beberapa terakhir ini datang lagi dan sangat mengganggu, maka saya ke Umi lagi. Rupanya itu jalan yang sudah diatur Allah, kami mendapat kesempatan berbagi, Rumah Tahfidz mendapat rizki," dia mengambil hikmah dari kejadian ini.

Dia menganggapku sebagai kakak, setiap terapi, selalu sekalian konsultasi tentang kehidupannya. Seperti itu hubungan yang terbangun dengan pasien, terutama yang terapinya berulang. Sebagai terapis, aku sangat menikmati dan mensyukuri itu, semoga bisa menambah catatan amal baik.

"Tolong doakan kami dapat menunaikan amanah ini," pintaku, haru.

"Amiin," jawabnya sambil memelukku.

#Seri Rumah Thafidz MHA >8<

3 comments:

  1. andai semua orang islam memiliki sudut pandang yang sama seperti ini, tentu akan menjadi sebuah gelombang yang dahsyat.
    ===================
    makanan kelinci

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, pelan-pelan kita sedang menuju ke sana, Amiin

      Delete