Saturday, August 30, 2014

Romantis atau Terlaluuuuh

"Subhanallah, sukses Bi," komentarku saat Abi menyodorkan sepiring rengginang yang baru saja digorengnya. Besar-besar, putih dan rasanya, hmmmm.

"Nggorengnya sesuai petunjuk yang ngasih, pake minyak yang banyak sampai rengginang kelelep," katanya bangga.

Rengginang itu oleh-oleh dari kampung saat lebaran lalu, artinya hampir sebulan belum aku masak. Ini salah satu kebiasaan buruk. Terkadanng sampai berbulan-bulan makanan jenis kerupuk, emping tersimpan rapi. Pernah juga, karena penyimpanan yang kurang baik, akhirnya dibuang, karena sudah tumbuh jamur. Memang Umi terlaluuh kalau urusan yang seperti ini.

Bagaimana dengan Abi? Mau-maunya nggoreng sendiri?

Abi hobi makan yang begituan, bahkan hampir setiap mau makan menanyakan kerupuk. Tapi sendirian, kalau yang lain hanya sekali-sekali saja merasa butuh dengan kerupuk.

"Neeh!"

Aha ha, Abi datang lagi dengan membawa nampan kecil berisi nasi goreng lombok ijo. Hmm, aromanya. Pagi ini badanku terasa kurang sehat, mumpung hari Minggu, setelah sholat subuh,  kembali ke tempat tidur. Anak-anak jalan pagi dengan teman-temannya. Kami menikmati nasi goreng lengkap dengan bakso, telur dan sedikit sayuran buatan Abi.

Sebagian mungkin menganggap Umi terlaluuuh! Tapi bisa saja ada yang menilainya Abi romantis, cie cie.

Itu terjadi sekali-kali, saat Abi longgar dan jenuh dengan aktivitas rutinnya. Kalau sedang tidak longgar, ya memilih membeli sayur dan lauk matang di rumah makan. Fleksibel aja deh!

No comments:

Post a Comment