Monday, August 11, 2014

Namanya Ibrahim Saad

Usianya baru delapan belas tahun.

Dia berhasil menciptakan alat pembangkit listrik dan gas berbahan dasar air.

Kok bisa ya?

Blokade Zionis Israel laknatullah terhadap Gaza, tanah airnya, telah membuatnya terus berfikir.
Kesulitan mendapatkan listrik, membuatnya tak henti berusaha.
Minimnya pasokan gas memaksanya untuk mencari solusi.

Ibrahim Saad, pemuda Gaza, tanah yang selalu hangat dalam pemberitaan media.
Tempat yang selalu ditunggu kabar beritanya oleh hati yang peka.
Wilayah yang selalu mengundang air mata saat kondisinya didengar dan dibaca.
Air mata bahagia saat secuil kemenangan diperolehnya.
Air mata bangga menyaksikan keberanian pemuda-pemudanya.
Air mata haru merasakan penderitaan dan ketabahan para wanita dan anak-anaknya.

Mereka...anak-anak gaza yang penuh semangat dalam hal ibadah, menghafal Al Qur'an juga menuntut ilmu di bawah desingan peluru dan hujan bom.

Mereka...anak-anak Gaza, tak pernah putus asa menanti kemenangan yang dijanjikan, hidup mulia atau syahid di jalan-Nya.

Saat pemuda Gaza berjuang meperoleh haknya, apa yang terjadi dengan pemuda-pemuda kita?

....? ....? ....? ....? ....? ....?

Haruskah menunggu situasi seperti Gaza baru mau menyembah dan tunduk pada-Nya?

Haruskah menjumpai serangan penjajah baru menyadari hak kemerdekaan kita?

Haruskah menunggu suasana mencekam baru giat merunduk-runduk mendirikan shalat malam?

Haruskah menunggu kehabisan bahan bakar baru tertatih mencari solusinya?

Haruskah menunggu hujan bom baru bersemangat pergi ke kampus menyelesaikan tanggung jawab akademiknya?

#terinspirasi
http://www.pkspiyungan.org/2014/08/pemuda-gaza-ciptakan-alat-pembangkit_11.html

No comments:

Post a Comment