Wednesday, August 13, 2014

Menitipkan Mimpi

Menitipkan Mimpi

Setelah impian kita kupas dengan pisau 5W1H, sudah mampu menjawabnya dengan jelas, lalu apa?

Titipkan impian itu!

Loh? Kok dititipkan? Ya, benar, titipkan impian itu supaya aman dan tidak pergi. Titipkan pada Sang Penjaga dan Yang Maha berkehendak, supaya impian itu tidak terkubur masa dan wujud menjadi nyata. Bukankah tak akan terjadi sesuatupun tanpa kehendak-Nya, tanpa izin-Nya? Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi esok hari, apa yang harus kita prioritaskan dalam kondisi tertentu. Kadang, impian saat kecil terkubur masa remaja, ketika dewasa, ada momen tertentu yang mengingatkan pada impian itu. Mungkin, itulah saat tepat untuk mewujudkannya.

Ada sedikit cerita yang bisa menjelaskan hal ini.

Tahun 1990, Abi, #Eh dulu belum jadi suami Umi ding :D menyaksikan dua orang hafidz Qur'an cilik, tampil mengagumkan di sebuah acara, di hadapan menteri agama. Beliau jatuh cinta, dan langsung berdoa di tempat,"Ya Allah, jadikan anak keturunan hamba menjadi para penghafal Al Qur,an."
Setelah itu kehidupan berlangsung seperti biasa, seolah doa itu tak pernah diingatnya, hingga sebelas tahun kemudian. Sebuah kejadian yang mirip, dua orang hafidz cilik, tampil di acara sanlat sekolah anak sulung kami. Beliau menangis lagi, ingat dengan doa sebelas tahun lalu.

Sesudahnya?

Bersambung ke #Realisasi impian

No comments:

Post a Comment