Tuesday, August 26, 2014

Ibu Bekerja Itu Pilihan

Fenomena kenakalan anak dan remaja yang sudah masuk ke golongan tindak kriminal, semakin marak akhir-akhir ini. Baik itu yang diberitakan di media, maupun yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Membully, memeras, pelecehan seksual, tawuran, itu di antaranya. Wajar kalau hal tersebut membuat masyarakat, terutama para pendidik berusaha mencari akar masalah penyebabnya.

Beberapa opini dilontarkan, antara lain, kurangnya porsi pendikan agama dan budi pekerti, kesenjangan sosial, kemajuan teknologi, dan lain-lainnya. Dari sekian opini itu ada yang berpendapat bahwa, hal itu terjadi disebabkan, banyaknya ibu-ibu bekerja membangun karir di luar rumah, sehingga tanggung jawab pengasuhan dan pengawasan anak terabaikan.

Sebagian masyarakat menolak pendapat tersebut, sedang sebagian lagi membenarkan dan merasa bersalah telah meninggalkan anak-anak di rumah di bawah pengasuhan pihak lain.

Apakah rasa bersalah itu kemudian menyebabkan para ibu itu memutuskan untuk meninggalkan karirnya dan kembali menghendel urusan rumah dan pengasuhan anak-anaknya?

Sebagian, ya! Tapi sebagian merasakan dilema untuk menentukan pilihan, tetap bekerja atau kembali ke rumah?

Tentu sangat tidak nyaman ketika berada dalam situasi dilema, sedangkan ketidaknyaman sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas.

Sebagai manusia kita diberi kebebasan untuk memilih, tentu dengan segala konskuensinya.

Ada apa dengan wanita/ ibu bekerja? Salahkan? Mengapa dipojokkan seolah berada dalam posisi dilema?

"Dan katakanlah,'Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu, apa yang telah kamu kerjakan.'" QS At Taubah : 105

Halo para wanita! Baca ayat di atas! Allah perintahkan kita bekerja! Ayat itu tidak khusus untuk laki-laki, artinya untuk wanita juga kan?

Sudah jelas kan? Tidak ada larangan wanita untuk bekerja!
Jadi, kalau mau memilih bekerja, jangan ragu, boleh kok!

Setiap pilihan satu paket dengan konskuensinya!

Ini menyangkut masalah pilihan pekerjaan! Kita diperintahkan bekerja agar ada catatan, apa yang telah kita kerjakan di dunia, karena Allah menciptakan kita tidak dengan sia-sia. Ada misi kehidupan yang kita emban, yang nantinya akan dimintai pertanggung-jawabannya.

Setiap manusia diciptakan dengan tugasnya masing-masing. Sebagai laki-laki, ada tugas yang harus ditunaikannya, pun sebagai wanita.
Ada kalanya tugas laki-laki hanya bisa diemban olehnya, seperti keqowaman/ kepemimpinan dalam keluarga. Selama seorang suami ada, maka dia lah qowam.
Sebagai wanita pun, ada tugas yang mutlak menjadi tanggung jawabnya, tidak akan bisa digantikan oleh laki-laki, sehebat apapun dia. Tugas itu adalah hamil, melahirkan dan menysui.
Untuk tugas kehidupan lain, maka lebih fleksibel. Bisa dibicarakan untuk saling melengkapi dan membantu.

Khusus untuk tugas menafkahi keluarga, secara hukum dia terkait dengan tugas keqowaman seorang suami, artinya wajib. Sedangkan bila istri berpenghasilan, maka bersifat sedekah, sebuah amal kebaikan.

Wanita bekerja bisa dipersepsikan dengan berbagai pemikiran, yang intinya suatu aktivitas yang menggunakan waktu. Jenisnyapun bisa beragam, tapi pada umumnya seorang wanita disebut bekerja bila menghasilkan atau berpendapatan.

Kalau patokannya berpendapatan, maka wanita bekerja dibedakan dari tempat kerjanya, dominan di dalam rumah atau di luar rumah.

Ketika terjadi ketidak beresan di rumah, maka wanita yang bekerja di luar rumah paling cepat mendapat tudingan sebagai kambing hitam. Alasannya apalagi kalau bukan waktunya lebih banyak di luar rumah? Tetapi apakah ada jaminan ibu yang bekerja di rumah, bahkan ibu rumah tangga asli yang tidak bekerja mampu mengatasi urusan rumah dan tidak akan ada masalah di rumahnya?

Jadi, tidak perlu ibu memposisikan diri di titik dilema. Ambil keputusan dan optimalkan potensi untuk "bekerja" sebaik-baiknya. Jangan lupa, pandai-pandai dalam menimbang prioritas, selalu dahulukan apa kata Allah dalam setiap mengambil keputusan.

No comments:

Post a Comment