Sunday, August 31, 2014

Bukan Urusan Kita

"Bi, empat hari yang lalu, Mbak bilang ke Umi, kalau boleh mau minta gaji dua bulan sekaligus, untuk nebus seragam dan buku di sekolah anaknya," kataku pada Abi.

"Terus, apa jawab Umi?" tanya Abi.

"Umi bilang, kalau hari itu nggak bisa, karena nggak pegang uang sebanyak itu. Umi nggak janji, tapi kalau memang ada, ya insyaallah akan membantu."

"Nanti seperti kata orang-orang, katanya untuk ini malah untuk yang lain."

"Umi nggak tahu sih, tapi gimana kalau dia benar-benar butuh? Kalau kita, insyaallah banyak jalan, karena relasi banyak, sedang dia?"

Mbak yang membantuku menyetrika pakaian memang tetangga sekomplek, sehingga berita tentangnya sering sampai ke kami. Tapi menurutku, apa yang sering jadi pembicaraan tetangga karena kondisinya, baik itu kondisi ekonomi maupun latar belakang pendidikannya, sehingga berpengaruh pada bagaimana cara mengelola kehidupannya.

Kulihat Abi masih ragu memberikan keputusan.

"Andainyapun benar apa rumor itu, bukankah itu tidak perlu dikaitkan dengan masalah ini? Itu urusannya, dan lagi dia mengambil haknya kok, hanya diambil dulu sebelum menunaikan kewajibannya. Ini peluang kita meringankan bebannya," jelasku, meyakinkannya.

"Sekarang, uangnya sudah ada?" tanya Abi.

"Alhamdulillah, Umi kumpulkan dapat 70%nya, lumayanlah. Semoga dia dapat tambahannya dari jalan lain.

Abi angkat bahu, aku tersenyum, itu gayanya memberikan restu.

***

"Maaf ya, Mbak. Umi nggak bisa bantu sepenuhnya, ini hasil kumpulan empat hari, untuk Mbak semua," kataku, saat dia berpamitan, setelah menyetrika.

"Terima kasih banyak, Umi. Alhamdulillah, nggak apa-apa, ini juga sangat membantu," katanya dengan wajah haru dan bahagia.

"Semoga ada rizki lain untuk menutup kekurangannya."

"Amin."

2 comments:

  1. "Umi nggak tahu sih, tapi gimana kalau itu benar? Dia sangat butuh? Kalau kita, insyaallah banyak jalan untuk dapat pertolongan Allah, sedang dia?"<= Kalimat ini kurang efektif, di dalamnya nampak seperti Anda menganggap Allah lebih sayang terhadap Anda daripada si Mbak.

    ReplyDelete
  2. gitu ya Mbah? Wah, ngeri juga tuh? sebenarnya hanya berdasarkan logika sederhana aja, masalah relasi. tapi masukannya mengingatkan, makasih Mbah Jev #eh, kebawa panggilan di grup he he

    ReplyDelete