Tuesday, July 15, 2014

Sarapan Guru PAUD

Jangan dibayangkan roti, mentega dan susu. Atau nasi goreng spesial ditemani teh panas.

Bukan! Bukan itu!

Seperti menu makan kita, setiap hari berganti dan bervariasi. Kadang ketemu menu favorit, tapi kadang terpaksa harus menikmati menu yang hhhh...tapi semua harus diterima.

Senyum ceria, salam dari murid-murid yang datang adalah menu yang sangat diharapkan ketika berangkat dari rumah.

Anak-anak yang datang tanpa senyum, tak mau lepas dari sipengantar, perlu bujukan untuk masuk kelas, hmm...lumayan, masih agak enak.

Bagaimana dengan anak-anak yang ekspresif? Menangis dengan heboh, membuat hingar-bingar suasana.
Kadang-kadang tangisan itu menular, wah! Seruuu!

Ada lagi anak yang menangis sambil berlari keluar, he he, gurunya lupa mengunci pintu. Sianak mengejar pengantarnya yang sudah tak tampak lagi. Seru!

Ada yang buat program sendiri, yang lain masuk kelas, dia main sendiri.

Andai aku jadi mereka...sanggupkah?

Belum lagi jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan, anak bertengkar atau terjatuh.


Belum lagi menghadapi konsultasi orang tua, bahkan komplen terhadap kebijakan dan pengajaran.

Andai aku jadi mereka... sanggupkah?

Bagaimana dengan anak-anak yang belum mandiri? Dari urusan BAK dan BAB? Belum lagi ada yang minta minum? Makan harus disuapi?

Memang luar biasa, apalagi ini model fullday, dari jam 7.30 sampai 16.00.

Semoga mereka diberi kesabaran yang lebih, sehingga bisa menunaikan tugasnya sesuai visi misi yang dicanangkan.

Mereka telah mengambil alih tugas orang tua sebagai pembina generasi. Pendidikan usia dini merupakan saat-saat pembentukan karakter, ketika orang tua salah memilihkan peran pengganti, maka mereka ikut bertanggung jawab atas amanah yang harusnya menjadi tanggung jawabnya.

No comments:

Post a Comment