Sunday, July 6, 2014

Salah Sendiri

Siapa yang mau disalahkan?

Kebanyakan kita, tentu saja tidak suka disalahkan, bahkan kalau bisa dan harus ada yang disalahkan, berburu cepat kita menunjuk orang lain, he he.

Tapi bagaimana jika Allah yang mengatakan:

"Kebajikan apapun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah.dan apa saja bencana/keburukan yang menimpamu, maka itu dari (kesalahan) dirimu sendiri..." terjemah QS An Nisa ayat 79.

Pernyataan itu dilatar belakangi kisah, di masa Rasulullah SAW. Jika kebaikan mereka terima, maka, orang-orang munafik mengatakan,"Ini dari sisi Allah." Tetapi jika keburukan yang terjadi, mereka berkata,"Ini dari engkau (Muhammad)", Kemudian Allah menjelaskan bahwa semua dari sisi Allah.

Benar! Apapun yang terjadi, apapun yang menimpa kita, semua dari sisi Allah, atas kehendak Allah. Tapi dalam prosesnya ada pelajaran yang haruis kita ambil, sebagai seorang hamba.

Apakah dalam setiap kebaikan dan keberuntungan yang kita alami semata-mata dari sisi Allah? He he, kalau Allah sudah bilang begitu, ya terima saja. Pola berpikir yang harus kita sesuaikan. Wajarkan? Kita sebagai makhluk Allah, semua atas kendali Allah, termasuk akal pikiran. Jika benar kebaikan kita merupakan hasil dari olah pikir dan kreativitas, siapakah yang mengendalikannya?

Apakah ikhtiar kita sebagai manusia tidak diakui dan dihargai? Ups! Jangan khawatir! Tak ada sedikitpun amal kita yang sia-sia, semua akan dimintai pertanggung jawaban. Dibalas dengan imbalan yang berlipat-lipat untuk suatu amal baik, dan balasan yang setara untuk amal buruk. Hanya saja Allah ingin, kita tidak merasa sombong dengan amal kebaikan itu, karena tanpa izin-Nya, semua tak akan terjadi.

Kalau semua dari sisi Allah, kenapa musibah/keburukan yang terjadi karena kesalahan sendiri?

Apapun yang menjadi takdir dan kehendak Allah, semua ada kaitannya dengan ujian untuk manusia.

Dalam setiap keburukan/ musibah yang menimpa, yang diizinkan Allah, selalu ada unsur kesalahan manusia di didalamnya.

Kesalahan itu bisa saja berkaitan dengan niat, bisa juga dengan bagaimana prasangka dan keyakinan manusia kepada Allah. Atau menyalahi syari'at dan sunatullah, mungkin yang ada kaitannya dengan skill atau dengan hubungan sesama manusia.

Menyadari dan menerima, bahwa setiap keburukan yang menimpa karena ada unsur kesalahan diri, akan membuat kita terbuka untuk koreksi dan menemukan kesalahan itu untuk diperbaiki.

No comments:

Post a Comment