Tuesday, July 22, 2014

Jomblo Mudik

Hari yang cerah! Seharusnya begitu, tapi tidak di hati sebagian jomblo kita ini.

"Kapan mudik?" tanya Wiro, menepuk pundak Richie dari belakang. Richie memandang wajah Wiro sekilas, lalu melengos. Sebel melihat wajah Wiro yang senyum-senyum bahagia.

"Woi! Ditanya kok diam, sih? Sahur sama sambel pete ya semalam?" Wiro mengibaskan tangan di depan wajah Richie.

"Ihh! Reseh!"jawab Richie, membelakangi Wiro.

"Ngapa sih, Chie? Galau berat, kurang ya, THRnya?"

"Kamu enak, mudik dengan aroma pengantin, lha aku?"sungut Richie.

"Oo, itu tho, gimana dengan Re?" Wiro menyelidik, Richie angkat bahu.

Yono muncul dengan wajah berseri, ha ha, yang baru dapat THR.

"Yon, kapan mudik?" Wiro beralih ke Yono.

"Segera, kalau dapat tiket, malam ini langsung berangkat."

"Cie-cie, yang mudik penuh harapan," Wiro mulai iseng.

"Doakan aja, Mas Wiro. Semoga urusan dengan ayah Fa cepat beres," jawab Yono sambil senyum-senyum, tak mampu dan tak berniat menutup rasa bahagianya. Richie melengos.

"Sudahlah, Chie. Lupakan dulu urusan Re, yang penting bisa mudik, kasian Emakmu nunggu THR, ntar nggak dibuatin ketupat lho," bujuk Wiro pada Richie.

"Iya, Mas Richie, harapan selalu ada. Nggak jadi dengan Re, mungkin Allah sudah siapkan pengganti yang lebih baik. Nggak jadi tahun ini, semoga tahun depan sudah nggak jomblo lagi," nasehat Yono.

"Eh, Udin mana, kok nggak kelihatan dari tadi?" tanya Wiro, celingukan.

"Bentar lagi ke sini Mas, tadi gilirannyaa sesudah saya," jelas Yono. Benar saja, Udin berjalan ke arah mereka, tapi...gontai amat, ya?

"Halah... satu lagi wajah galau," seloroh Wiro.

"Iya Mas, cinta bertepuk sebelah tangan," bisik Yono.

"Lesu amat mau mudik, Din?" sapa Wiro, yang memang super ramah dan perhatian.

"Gimana mau semangat? Mudik nggak punya cerita gebetan," jawab Udin, sebel.

"Lho, nggak jadi sama Ri?"

"Telat. Dah punya gebetan."

"Ini penolakan yang keberapa? Perasaan ditolak cewek terus?"

"Sialan, lo," jawab Udin, meninju pelan lengan Wiro.

"Jangan nyerah Din, yang lain masih banyak," tantang Yono.

"Siapa yang nyerah? Ih, amit-amit dah!"

"Chie, nih kayak Udin, optimis sepanjang masa," Wiro mencolek lengan Richie.

"Iya, iya," Richie masih suntuk.

"Kali Emak sudah nyediain calon Chie, kejutan lebaran, he he," hibur Wiro.

"Iya Mas Richie, nggak usah terlalu milih, yang penting sholihah, cantik, cerdas, kaya, direstui emak, dah cukup itu," komentar Yono.

"Huu, kalau yang begitu, gwa juga mau, Yoooon," Udin teriak.

"Kalau nggak cinta gimana, Yon?" tanya Richie, lirih.

"Kalau Mas Richie ikhlas melepas Re, insyaallah bisa mencintai wanita lain, istri Mas, tentunya."

"Jadi sekarang, aku harus merelakan Re?"

"Sepertinya begitu, kalau nggak mau terhambat masa depan."

"Okelah, akan aku coba," jawab Richie, sedikit bersemangat.

"Oke, bersiap mudiiiik!" teriak Wiro dan Udin hampir bersamaan, mereka beranjak meninggalkan tempat itu.

No comments:

Post a Comment