Wednesday, July 2, 2014

Binatang Ternak

Sssst! Pernah dapat makian dengan sebutan nama salah satu koleksi peternakan?

"Jangkrik!" misalnya, ah di kalangan tertentu itu biasa.

"Dasar, kambing!" mmm, masih agak lucu ya?

"Bekicot!" eh, ada nggak ya yang pernah mengumpat begitu?

Nah, kalau,"Babi!"... bagaimana? Ha ha ha, hampir pasti marah!

Tapi, bagaimana kalau  yang menyamakan dan mengumpamakan itu Allah? Bahkan tidak hanya dengan satu nama, justru seluruhnya?

"Dan sungguh, akan kami isi neraka Jahanam, banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka punya hati tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (Terjemah QS Al A'raf ayat 179)

Mau marah? Ups! Ya nggak mungkin! Siapa kita berani marah?

Memang tidak seharusnya marah, tidak ada guna. Lebih baik direnungkan, mengapa sampai Allah menyamakan dengan binatang ternak bahkan lebih rendah lagi?

Binatang ternak, walaupun derajatnya rendah tetap berguna, punya harga jika dijual.

Bagaimana dengan manusia yang tidak mau menggunakan hati/ pikiran, mata dan pendengarannya untuk memperhatikan ayat-ayat Allah? Mempelajari fenomena alam ciptaan Allah? Mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi?

Sesungguhnya, apa yang menimpa kita adalah ujian, ya, semuanya ujian, baik itu kesenangan, kesedihan, kesuksesan, maupun musibah. Semua adalah ujian, agar ada peningkatan kehambaan kita, agar lebih tunduk pada aturan-aturan-Nya.

Orang yang tidak mau memperhatikan dan mempelajari ayat-ayat-Nya, akan tersesat. Tidak tahu jalan kebenaran, lengah terhadap hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang hamba.

Sering mengalami kejadian dan kesulitan yang mirip-mirip nggak? Misalnya, selalu bermasalah jika berhubungan dengan orang lain? Nah, kalau semua kejadian yang menimpa adalah ujian, bisa jadi itu soal yang diulang-ulang karena belum lulus dengan soal yang satu itu. Belum bisa mengambil pelajaran darinya dan mengubah sikap.

Manusia ditantang dan dituntun untuk selalu memperhatikan ayat-ayat Allah, baik ayat yang berupa firman-Nya maupun dari ciptaan-Nya.

Alangkah baiknya, jika siap selalu membuka hati, mata dan telinga untuk memperhatikan, minimal peristiwa yang menimpa kita pribadi. Syukur-syukur kalau memperluas dengan memperhatikan kejadian di lingkungan jauh maupun dekat. Semua semata-mata untuk mengambil pelajaran, agar diri ini lebih tunduk dan lebih mengagungkan-Nya.


No comments:

Post a Comment