Sore itu Dana sedang asyik blogging, ketika
terdengar suara Wulan berteriak-teriak, ujung-ujungnya Richie berlari ke
arahnya dan bersembunyi di balik badannya.
“Paaak! ... Mas Richienya...!”
Dengan terpaksa Dana menghentikan kegiatannya,
dengan agak keqi dia berkata penuh wibawa
“Ada apalagi Richie?
Selalu ribut kalau ketemu,” tanpa sengaja Dana menggunakan kata yang berusaha
dihindarinyaa,’selalu’.
“Tuh, Wulan
ngejar-ngejar Richie, mau neplek sandal.”
“Kenapa Wulan?”
“Mas Richie, ngabisin
tempe!”
“Laah, tempe lagi, doyan banget sih Richie?”
“Kan masih ada telur
ceplok,” Richie membela diri.
“Wulan maunya makan
pake tempe.”
“Besok lagi ya, Wulan.
Maafin Mas Richie,” Dana meredam suasana.
“Mas Richienya nggak
mau minta maaf dari tadi.”
Dana memandang Richie,
hmmm, ini sifatnya yang menurun ke Richie, yang sedang diperbaikinya.
“Richie, laki-laki
keren itu mudah minta maaf, apalagi pada wanita.”
No comments:
Post a Comment