Friday, May 9, 2014

ISLAM KAFFAH

Dengan wajah lesu, Richie melangkah gontai, sepulang dari shalat Jum'at

"Wajah kok dilipat tujuh belas gitu! Ketemu apa tadi di jalan?" tanya Umi, sambil menutup laptop.

Richie tidak langsung menjawab, malah dihempaskan tubuhnya ke kursi, sambil melepas peci dan melipatnya.

"Nih, minum dulu. Mau bubur jagung?" tanya Umi.

Richie menggeleng, tapi diambilnya gelas minum yang ada di meja. Wajahnya sedikit cerah setelah menghabiskan satu gelas air mineral.

"Mi. . ." Richie mulai bersuara. Umi mendongak, memperhatikan mimik wajahnya, menunggu ucapan selanjutnya.

"Islam kaffah itu apa sih?"

"Udhuluu fi silmii kaaffah, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh, materi kutbah Jum'at ua?"

"Iya, dan Richie merasa jauh banget dari kriteria kaffah."

"Kalau mau melaksanakan Islam secara kaffah, langkah pertama ya. . . pelajari dulu Islam secara keseluruhan  Gimana kita bisa melaksanakan kalau ilmunya nggak punya?"

"Pelajari semua, baru melaksanakan, Mi?"

"Nggak akan cukup waktu kita. Pelajari yang prioritas untuk segera dilaksanakan, sambil sedikit-sedikit mempelajari yang sifatnya wawasan."

"Pikir Richie, Islam itu sebatas shalat, puasa, zakat, shodaqoh."

"Itu yang pokok. Yang sifatnya ritual, padahal keindahan Islam itu bukan hanya pada ritualnya. Coba deh, nanti Richie pelajari Islam dari hal pokok, seperti rukun iman dan kaitannya dengan rukun Islam, belum lagi urusan indahnya ukhuwah, bermuamalaah, tolong menolong, berpolitik, bernegara, dan lain-lain."

"Ada berpolitik juga, Mi?"

"Kan menyeluruh? Artinya semua aspek kehidupan kita ada petunjuknya dalam Islam."

"Tapi kenapa ya, kok kesannya Muslim itu berpecah belah?"

"Bisa jadi karena sudut pandang yang berbeda, parsial dalam memahami Islam. Begitu luasnya cakupan Islam, dan setiap Muslim memahaminya dari sudut yang berbeda, wajarlah kalau kesannya berbeda pendapat. Ketika seseorang memandang suatu masalah dari satu sisi dengan mendalam, bisa jadi dia tidak sempat melihatnya dari sisi yang lain."

"Oo, begono tho. Jadi bagaimana sikap kita menghadapi saudara yang berbeda pendapat dalam suatu masalah?"

"Diskusikan dengan kepala dingin. Dasarnya apa, karena bisa jadi yang sudah dia pelajari belum sempat kita pelajari, karena sedang mempelajari yang lain. Seperti contoh, ketika ada permasalahan yang menimbulkan beda pendapat, bisa jadi yang satu bicara dengan dasar aqidah atau fiqh ibadah, sedang yang lain dari sudut fiqh dakwah"

"Memang nggak sama ya, ketika kita bicara aqidah, ibadah atau dakwah?"

"Bukan nggak sama, tapi pendekatan dan pertimbangannya yang kadang-kadang agak berbeda."

"Richie mau ngaji, biar bisa memahami dan melaksanakan Islam secara kaffah. Belajarnya sama Umi, ya?"

"Jangan mencukupkan diri hanya dari satu guru, apalagi Umi, ilmunya baru sejimpit. Zaman kita ini luar biasa lho, mudah sekali mengakses ilmu, tapi jangan lupa, berdoa terus minta petunjuk Allah, agar tidak salah alamat ketika bergutu. Fahami Al Fatihah, di sana terkandung doa minta petunjuk ke alan yang lurus."

"Tapi Umi pantau Richie terus ya?"

"Ok, sewaktu-waktu ada yang perlu ditanyakan, nggak usah segan."

"Bayar nggak, Mi?"

"Wani piro?"

"Ahh, Umi." hmm, wajah Richie kembali manis dengan keceriaannya.

No comments:

Post a Comment