Thursday, May 8, 2014

BEDA PENDAPAT


Dalam kehidupan sosial, sangat wajar apabila kita berbeda pendapat. Hal ini sangat terkait dengan perbedaan ilmu yang dimiliki, pengalaman hidup yang sudah dialami, sudut pandang dalam menganalisis suatu peristiwa, masalah pribadi yang sedang dihadapi, kepiawaiannya dalam mengelola emosi, dan sebagainya.

Hal pertama yang menyebabkan terjadinya beda pendapat adalah, adanya seseorang yang mengungkapkan pendapatnya, dengan alasan ataupun tidak. Tidak akan ada beda pendapat ketika tidak ada yang mengungkap.

Hal kedua, adanya orang yang mendengar atau membaca pendapat yang dilontarkan. Seberapa banyak pendapat yang dilontarkan seseorang, tak akan memunculkan perbedaan jika tidak ada yang mendengar atau membacanya, bagai angin lalu.

Hal ketiga, ada keinginan dari pihak kedua untuk mengungkapkan pendapatnya yang berbeda dengan orang pertama. Ketika orang kedua tidak berminat atau takut menerima  akibat dari perbedaan pendapatnya, maka dia akan diam dan tidak menunjukkannya. Setuju atau tidaknya dia dengan pendapat orang pertama, hanya di dalam hatinya, hanya dirinya yang tahu.

Berbagai niat dan tujuan orang-orang yang mau berbeda pendapat, berdiskusi, adu argumentasi dan berdebat.

Ada yang ingin mencari titik temu dari suatu permasalahan bersama.
Ada yang sekedar latihan untuk berani berseberangan pendapat dengan orang lain.
Ada yang ingin menunjukkan bahwa dia jago dalam berdebat (ssst yang ini su’udzon).
Ada yang ingin menunjukkan kekuasaannya dengan sikap arogansinya. ini juga su'udzon, hi hi).

Akibat dari beda pendapat itu juga bermacam-macam, tergantung tingkat kecerdasan emosi dan kedewasaan peserta diskusi.

Ada yang setelah diskusi berangkulan kembali, sebagai teman. 
Ada juga diskusi berakhir dengan perpecahan, yang lebih parah menimbulkan dendam, hehhh!

Pertanyaannya, perlukah budaya beda pendapat, diskusi dan berdebat dibudayakan?

No comments:

Post a Comment