Friday, May 9, 2014

BUKAN IBU YANG BAIK?



Mungkin aku bukan ibu yang baik! Perasaan ini sering muncul saat menelusuri kenangan dan memperhatikan perkembangan anak-anak.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, ketika Hatif berumur 2 tahun minta sesuatu yang aku nggak ngerti apa yang dimauinya. Biasanya aku bertanya pada kakaknya, Hilmy,  yang berusia 5 tahun. Dengan mudahnya sang kakak mengerti apa mau adiknya dan memberitahukannya padaku. Mengapa bisa begitu? Ya, kerena Hatif dekat dan senang bermain dengan kakaknya.

Di mana aku saat itu? Ada! Aku ada di rumah, sedang memotong bahan baju untuk segera dijahit oleh beberapa asisten. Saat itu memang aku sedang usaha konveksi kecil-kecilan.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, ketika Hatif dimandikan kakaknya, tentunya sambil bermain air atau dimandikan oleh Abi.

Di mana aku saat itu? Ada! Aku ada di rumah, mengurung diri di dalam kamar, berjibaku dengan buku-buku, karena besok aku harus mengisi tablig akbar. Aku tidak ingin macet saat bicara di podium.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, saat Hany berusia tiga tahun, makan sendiri di lantai beralas tikar Nasi tercecer ke mana-mana, mungkin ada satu dua yang jatuh dan dipungutnya, kemudian dimakan.

Di mana aku saat itu? Ada! Aku ada di rumah, sedang sibuk mengganti popok Husna yang baru berusia beberapa minggu.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, saat usia sepuluh tahun Hilmy, Hatif dan Hany tega kulepaskan tinggal di pondok tahfidz Qur.an, yang tak terlalu jauh dari rumah. Kulepas mereka belajar dengan ustadz dan ustadzah di sana. Mereka memenuhi keperluannya sendiri, belajar bergaul tanpa kubimbing langsung.

Di mana aku saat itu? Mengapa tak kubimbing sendiri sampai mereka bisa hafal Al Qur'an? Ada! Aku ada di rumah, mengurus tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Sibuk mengumpulkan recehan untuk mengirim bulanan mereka. Dan aku sendiri belum hafal Al Qur.an.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, saat Husna berusia hampir tiga tahun, kutinggalkan di rumah bersama Abi, dan ternyata malam itu terserang demam.

Di mana aku saat itu? Aku sedang mengikuti acara pelatihan dua hari dua malam mewakili organisasi kewanitaan yang aku aktif di dalamnya. Dan saat itu aku sedang mengandung Hafa delapan bulan.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, saat Hafa berusia dua tahun menangis, kemudian dibawa Abi berkeliling kompleks dengan motor sampai tertidur.

Di mana aku saat itu? Aku sedang mengisi majelis ta'lim kompleks tempat tinggal, aku agak kerepotan kalau mengisi pengajian dengan membawa Hafa yang inginnya ditemani bermain di luar.

Mungkin aku bukan ibu yang baik, ketika dengan polos Harish yang berusia 4 tahun memberi tahu,"Mi, sekarang jam satu sama jam tiga!"

Aku sempat melongo dan spontan melihat jam dinding, jarum pendek di angka satu, jarum panjang di angka tiga! Subhanallah, dia sudah tahu lambang angka dengan tepat!

Dari mana dia bisa tahu? Aku belum serius mengajarinya? Rupanya dia sering bermain sekolah-sekolahan dengan Hafa, menggunakan beberapa poster yang kutempel di dinding rumah.

Begitu banyak daftar ketidak-baikanku sebagai seorang ibu untuk dituliskan.

Ternyata sampai saat ini pun, aku mungkin masih seorang ibu yang kurang baik.

Lihatlah! Hafa sedang menuntun Harish membuat garis lurus membentuk angka satu dengan buku balita untuk usia 3 sampai 5 tahun.

Di mana aku saat ini? Ada! Aku ada di rumah, asyik ketak-ketik di depan laptop menuliskan daftar ketidak-baikkanku yang tidak akan bisa kutuliskan semuanya.

Tapi aku bersyukur, dengan ketidak-sempurnaanku, dengan ketidak-baikanku sebagai seorang ibu, kudapati anak-anakku bisa mandiri sejak usia dini. Mereka tidak kelabakan ketika harus jauh dariku. Mereka terbiasa menghadapi masalah, tanpa menunggu apa kataku, dalam batas tertentu.

Semoga Allah mengampuni semua ketidak-baikkan yang kulakukan bukan karena tidak sayang.

Semoga Allah mengampuni ketidak-baikkan yang kulakukan karena pilihan.

Semoga Allah mengampuni ketidak-baikkan yang kulakukan, karena aku tak ingin meninggalkan mereka dalam keadaan lemah.

No comments:

Post a Comment