Saturday, September 6, 2014

Reaksi Untuk Hal Baru

"Umi, maaf, anak-anak nggak bisa dilarang. Mereka sudah berangkat ke Rumah Tahfidz, padahal hari ini bukan jadwalnya," salah seorang ibu wali santri mengirimkan SMS.

"Nggak apa-apa, Bu. Nanti pelan-pelan kita beri pengertian, sementara ini biarkan dulu, maklumlah, masih baru. Jangan dipatahkan semangatnya," jawab Umi.

***

"Umi, maaf. Anak saya minta di antar ngaji, padahal bukan jadwalnya," seorang ibu salah seorang santri mampir ke rumah Umi, setelah mengantarkan anaknya ke Rumah Tahfidz yang terletak di depan rumah.

"Yo wes, biarin dulu. Mumpung Ustadzahnya masih bisa  melayani, nanti pelan-pelan kita beri pengertian, biar dia seneng dulu," jawab Umi, maklum.

***

"Umi, maaf. Saya nggak tahu kalau anak saya pindah ngaji ke Rumah Tahfidz, dia ikut temannya," seorang tetangga tergopoh-gopoh ke rumah Umi.

"Apa dia sudah bisa baca Al Qur'an?" tanya Umi.

"Sudah bisa Mi, tapi belum khatam, saya juga belum bilang ke guru ngajinya," wajah ibu itu nampak agak bingung.

"Begini, kalau memang anak ibu mau ikut program menghafal, boleh, tapi beri pengertian padanya agar mau melanjutkan ngaji di guru yang biasa. Kemudian tolong beri pengertian gurunya, agar bisa memaklumi, jangan ada kesan Rumah Tahfidz hadir untuk mengacaukan TPA atau pengajian yang sudah ada. Jadi jangan ada istilah pindah ngaji," jelas Umi.

"Enak nggak, ya, Mi?" si ibu ampak ragu.

"Insyaallah, nggak apa-apa, nanti Umi komunikasikan juga dengan gurunya."

***

"Umi, anak saya mau daftar ngaji di Rumah Tahfidz," tetangga dekat datang ke rumah Umi.

"Selama ini sudah ngaji belum."

"Sudah, Mi, di rumah guru ngajinya."

"Sudah bisa baca Al Qur'an?"

"Belum, Mi. Masih PAUD kok," jawabnya sambil senyum.

"Kalau begitu, diteruskan aja ngaji di sana, nanti kalau sudah bisa baca Qur'an, bisa ikut program tahfidz."

"Nggak bisa ya, Mi, ngajarin bacanya?"

"Tenaga kita terbatas, dan lagi kita memang hadir untuk bekerjasama melanjutkan progran TPA dan pengajian yang sudah ada."

"Sebenarnya saya lebih senang kalau bisa ngaji di sini, lebih dekat rumah," jawabnya, sedikit kecewa.

"Mohon maaf, belum bisa membantu," jelas Umi.

***

Sesuatu yang baru, pasti menimbulkan reaksi beragam, bila tidak ditangani dengan baik, berpotensi menimbulkan fitnah.

Lapang dada, sangka baik dan komunikasi, semoga bisa menjadikan masyarakat nyaman menerima dan mendukung kehadiran Rumah Tahfidz.

#Seri Rumah Tahfidz MHA >18<

No comments:

Post a Comment