Tuesday, September 30, 2014

Rukun Yang Tak Sempurna

"Umi, rukun iman harus enam yah?" tanya Richie.

"Ya, gitu deh, mau nawar yah?"

"Trus , iman itu cukup nggak kalau hanya diyakini dalam hati?"

"Kalau yakin memang di hati, Richiee...bukan di kaki."

"Umiii...Richie serius, nih."

"Iya...iya, biasa aja kaleee!"

"Udah, cepetan jawab!"

"Yang mana?"

"Semuanya!"

"Chie...masalah iman, masalah agama adalah sesuatu yang urusannya langsung dengan Allah. Kita, sebagai ciptaan-Nya, ya berusaha semaksimal mungkin menjalankan dengan baik. Kalau kata Allah melalui rasulnya rukun iman itu enam, beriman pada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir, ya terima aja. Kalau kata Allah melalui rasul-Nya, iman itu diyakini dalam hati, dilisankan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, ya laksanakan. Ada apa, tho?"

"Kemarin Richie ngobrol dengan teman-teman, ternyata...sebagian besar mereka mengaku belum bisa membaca Al Qur'an, berarti belum bisa mengamalkan rukun iman kepada kitab." kata Richie, tertunduk sedih.

"Padahal, bisa membaca Al Qur'an merupakan hal pokok sebagai konskuensi iman kepada kitab, selain belajar memahami dan mengamalkan isinya," Richie melanjutkan.

"Kalau belum bisa, ya segera belajar, mumpung masih muda."

"Tapi yang jadi kendala, masalah waktu. Mereka kan jadwalnya padat?"

"Sepadat apa? Ngurusin apa?" Umi menatap Richie, tajam.

"Jangan tatap Richi seperti itu, Umi kan tau, Richie sudah bisa ngaji."

"Lha iya, lho. Segitu sibuknya sampai nggak bisa menyediakan waktu untuk belajar baca Qur'an? Apa nggak rugi membuang kesempatan mendapat pahala?"

"Maksudnya, Mi?"

"Satu-satunya bacaan yang kalau kita membacanya bernilai ibadah, hanya Al Qur'an, bahkan nilai pahalanya dihitung perhuruf. Apa nggak rugi menghilangkan kesempatan itu? Amalan yang mudah tapi bisa jadi tambang amal kebaikan."

"Sulit dan lama nggak sih, Mi, belajar baca Qur'an?"

"Lha Richie dulu, gimana?"

"Lupa! Sepertinya nggak kok, malah dulu ngaji sama Umi banyak mainnya."

"Itulah kondisi yang banyak terjadi saat ini. Untuk belajar yang lain, begitu mudah waktu dan dana disediakan, tapi untuk urusan ngaji, banyak banget pertimbangannya. Coba, umumin ke teman-teman Richie, dilarang nikah sebelum bisa ngaji!"

"Idih, Umi, bikin hukum sendiri!"

"Ssssst! Untuk kalangan terbatas."

"Asyiiiik, Richie sudah boleh nikah," Richie terlihat sumringah, Umi melotot!

No comments:

Post a Comment