Sunday, September 14, 2014

Pondok ke Rumah

"Umi, boleh nginap di Rumah Tahfidz?" tanya Husna sepulang dari murojaah.

"Kapan?"

"Sekarang," jawab Husna dan Hafa serempak.

"Lah, kan belum ada kasur? Besok aja, beli kasur dulu."

"Bisa kok, Mi, barengan sama Amah, tinggal bawa bantal, guling, selimut."

"Ya sudah, bawa mukena. Nanti kalau Amah bangun malam ikutan atau subuhnya tepat waktu."

"Iya," jawab keduanya, langsung berlari ke kamar, menyiapkan keperluannya.

Tinggallah Harish sendiri, menangis dengan sedihnya. Pengen ikut tapi nggak mau jauh dari Umi, di rumah ditinggal sendiri.

"Besok pagi, sebelum Harish bangun, Mbak sudah pulang, kok," hiburku.

***

Alhamdulillah, sejauh ini, adanya Rumah Tahfidz memberikan dampak positif pada anak-anak. Aku teringat, dua tahun lalu, Husna dengan bersemangat masuk pondok tahfidz. Tapi baru dua bulan, sudah minta pulang. Berbagai usaha mempertahankannya, gagal.

Keterbatasan kami membimbing anak sendiri menghafal Al Qur'an, memotivasi kami untuk berfikir, bagaimana caranya mendatangkan suasana pondok ke rumah.

Harapannya, dengan adanya rumah tahfidz di dekat rumah, dapat menghadirkan suasana pondok. Dan tidak hanya anak sendiri yang menikmatinya, juga para tetangga sekitar.

No comments:

Post a Comment