Thursday, September 18, 2014

Garis Polisi

Dua hari lalu, salah seorang sahabat kami mendapat musibah! Rumahnya habis dilalap sijago merah dalam waktu sekejap!

Rumah yang sekaligus tempat usaha itu ludes hanya dalam waktu beberapa puluh menit! Maklumlah, dindingnya terbuat dari papan.

Keesokan harinya, Harish diajak Abi melihat lokasi, hanya tersisa puing-puingnya.

"Umi, Harish tadi barusan liat rumah teman Abi, habis kebakaran!" laporannya, saat baru masuk pintu kamar.

"Kapan kebakarannya?" kutanya dia untuk mengeksplorasi, sebanyak apa informasi yang mampu ditangkapnya.

"Kemarin! Ada polisinya, ada juga mobil pemadam kebakarannya!" masih dengan berapi-api, lucu, matanya membelalak, menunjukkan keseriusannya.

"Harish liat mobil pemadamnya?"

"Nggak ada lagi lah, kan kebakarannya kemarin, mobilnya sudah pulang."

"Lha tadi di sana liat apa?"

"Ya bekas kebakarannya. Eh ada talinya lho, Mi, warnanya kuning."

"Itu namanya police line, garis polisi," jelasku.

"Iya, supaya orang nggak masuk ke tempat bekas kebakaran."

"Kasihan ya?" kataku, dengan wajah sedih yang kutampakkan padanya.

"Iya, teman Abi nggak punya rumah lagi," sepertinya dia ikut sedih.

"Sekarang teman Abi dan keluarganya tinggal di mana?"

"Harish nggak tau, nanti Umi tanya Abi, ya?"

"Lha Harish mau ke mana?"

"Mau main mobil pemadam kebakaran, Mbak Hafa mana, Mi?"

"Kan belum pulang sekolah?"

"Oh iya ya, nggak apa-apa deh, sendiri aja." Harish segera berlari ke ruang tengah, mengumpulkan mainan yang sudah tak tak utuh lagi, korban kreativitas tangannya. Tapi tetap saja bisa difungsikan sesuai peran yang diinginkan.

No comments:

Post a Comment