Saturday, September 13, 2014

Jangan Jera

"Umi, waktu aku masih banyak uang, aku sedekahkan 70%, tapi sudah semingguan sepertinya kok belum ada balasannya, ya?" Hatif mengirim pesan dari Turki.

Hatif, sang calon ulama, curhat. Beberapa waktu lalu dia bercerita tentang balasan-balasan yang didapatkan langsung setelah bersedekah.

"Ha ha ha, ya nggak selamanya begitu balasannya, sedekahnya ke mana?"

"Di kotak amal masjid asrama. Aku merasa rizki sedang sempit, ya sudah, aku sedekahkan aja."

"Itu ujian keimanan juga. Kalau diperlakukan seperti itu, Hatif jera nggak? Masih mau bersedekah nggak?"

"Kadang aku juga merasa dan berfikir seprti itu," jawabnya.

"Walaupun balasan itu tidak sekarang, yakinlah bahwa sedekah itu tidak akan sia-sia, jangan rusak niat ikhlas di awal. Teruslah berprasangka baik kepada Allah."

"Iya, Mi, insyaallah."

***

Beriman itu bukan masalah instan. Selalu ada proses.

Pertama ragu, setelah ada bukti, mulailah sedikit-sedikit iman itu tertanam. Dalam perjalanannya, dia akan selalu diuji. Ada yang dengan ujian-ujian itu, iman bertambah kokoh, tapi ada juga hanya sedikit saja ujian sudah mampu membuat iman yang baru tertanam itu tercerabut.

Ada juga, ujian-ujian di awal mampu memperkokoh iman itu tertanam semakin dalam, tapi suatu saat, badai ujian datang menerpa bertubi-tubi dan mampu menumbangkan iman yang sempat menghunjam dalam jiwa.

Itu semua berlaku untuk semua jenis keimanan.

Seri Rumah Tahfidz MHA >23<

No comments:

Post a Comment