Tuesday, November 26, 2013

MUJAHID JANGKRIK 7


Pagi keesokan harinya, anak anak sudah berangkat sekolah, Habib sms lagi..

Umi, dingin banget, di sana hujan nggak?

Nggak.

Kkcak you Umi.

Apa an?

Rahasia.! Main air hujan sambil marathon biar sembuh.

Ck ck ck

***

Siang hari menjelang dhuhur.

Umi!

Di situ hari apa? Kalau di sini Jum’at, jam segini laki laki pergi jum’atan, apalagi mujahid muda.

Nih jalan, mau ke islamic centre.

Pamitan? Ya, barokallah!

***

Sore hari setelah sholat ashar,

Umi, sedang apa?

Sedang menulis cerita judulnya cinta salah alamat he he he.

Yeaach. . . Umi, lemes banget nih. Nggak salah koq, pilihanku special kan? The best of the best gitu!

Sedang memikirkan, ending yang bagus seperti apa ya? Habib jadi sama Umi, tidak mungkin sepertinya? Habib marah sama Umi, nggak enak juga. Habib jadi berangkat perang? Nanti pembaca menangis? Sepertinya bagusnya happy endingnya, Habib ….

Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Siapa tahu nanti Abi bosan sama Umi?

Doa jelek, nggak amin.

Umi sih pengennya begini:Habib salurkan energy jihadnya untuk dakwah dengan gabung lagi di tarbiyah.Habib berdamai dengan cinta Habib, dengan menerima takdir Allah.Habib membuka hati untuk akhwat lain dan bersegera berumah tangga.

Hmmmm, sepi, tak ada jawaban.

***

Dini hari, saatnya aku membangunkan anaksku untuk sholat malam,karena udzur aku kembali ke tempat tidur, ku buka hp, ada tiga sms, kulihat waktu kirim, 00.45, masyaallah.

Selamat bertemu di alam mimpi Umi.

Desah dalam hidupku mendekati hampa dalam dada, merindukanmu dalam hadirku.

Saat kumerasakan rindu, aku hanya bisa membayangkan dirimu yang jauh disana.

Kini kau pergi tinggalkan diriku, disini kumerindukanmu,bintangku.

Telah kucoba mencari penggantimu, namun tak lagi ada yang sepertimu, kakasih.

Kuhela nafas yang menyesakkan ini, aku membayangkan apa yang sedang dirasakannya. Malam- malam yang dilaluinya terasa panjang, sepi memendam rindu yang berlarut.

Sebenarnnya apa yang menarik dariku sehingga mampu meluluh lantakkan perasaanmu? 

Memendam rindu yang menyesakkan dadamu? Membuatmu gila dan melupakan tidurmu? Aku tak ingin menghancurkan dirimu atau siapapun, aku tak ingin menjauhkan seorang hamba dariNya.

Kubaca ulang smsnya, takut salah. Benarkah ucapannya ditujukan untukku? Atau sekedar curhat tentang kekasihnya yang telah pergi?

Mungkin yang kau maksud bukan diriku, yang tak dapat menggantikannya, tetapi kekasihmupun takkan suka kau hancurkan dirimu, karena bukan seperti itu cara mencinta. Heran! Apakah kau guru yang di utus Allah untukku? Saat aku sedang belajar bertutur indah, kau hadir dengan syair syairmu.

***

Pagi hari, seperti biasa dia hadir lagi,

Umi!

Apaaaaa!

Sampun siram dereng?

Ngomong opo?

He he he belajar bahasa jawa, Umi kan orang jawa. Habib tresno kaleh sampean.

Bib.

Ya Umi, enten nopo?

Kapan kau akhiri cerita ini, kan endingnya sudah Umi siapkan, pilih dong?

Nanti setelah ketemu Umi, biar aku bisa berfikir untuk langkah kedepannya.Nggak masak Umi?

Percepat ya, biar bisa segera ganti cerita. Masak? Nggak wajib bagi Umi, kondisional.

Ya, nanti aku kesana. Kondisional apa nggak bisa masak ? he he he.

Nggak bisa ? pernah mengelola rumah makan, warung nasi uduk, catering, ayam bakar, produksi snack, coba, kira kira level apa tuk urusan masak?

Iya dech… he he he.

Woiiii! Janji doang, mana hadiahnya?

Sebentar, sabar. Kesorean terus pulangnya. Insyaallah nanti sore kubuat di f b.
Umi, kalau bangun tidur tanganku yang sebelah kanan terasa keram, obatnya apa?

Awas! Bahaya stroke!He he he , takut?

Apa iya Umi, memang obatnya apa?

Rahasia.

Uuuuh ditanya koq nggak mau bilang.

Suka suka!

Ya, sudah kalau nggak mau bilang, iya siih yang pinter… tapi pelit

Dokter memberi resep kalau pasien sudah diperiksa, bisa malpraktek nanti.

Nggak apa apa, paling paling tamat kalau salah obat, mau ikut nggak Umi?

Nggak sabar banget sih mau meninggalkan duniai? Ikut? Emoh! Tugasku masih banyak!

Bukan itu maksudku Umi, ikut ke sawah mencari ikan buat sruit, sudah lama nggak ke sawah.Ya nggak lah Umi! Masa aku mau mengajak sang bidadari ke alam baka, sayanglah, tangannya yang halus tergores luka.

Malez, becek. Sudahlah, cepet cari akhwat terus menikah, biar tambah enak nyruitnya.

He he he, tuh sudah ada akhwatnya, adikku Umi.

Memang sudah pernah ke sana?koq tahu ada yang menggores luka?

Rahasia.

Bib, hobby baca kisah roman ya?

Nggak pernah malah. Kalau Umi aku amati lebih pantas jadi pakar sastra dan seni dari pada jadi dokter.

Ha ha ha . . .Umi bukan dokter, tapi dra. Teman teman Umi sudah banyak yang jadi kepala sekolah, dosen, sekolah keluar negeri, tapi Umi bangga jadi ibu rumah tangga.

Memang pinter, beruntung banget yang mendapatkan Umi.Kalau punya istri seperti Umi, ingin rasanya hidup seribu tahun, nyaman banget.

Jangan kelamaan, bosen yang mendampingi.Habib bisa ngomong begitu karena belum mengalami sendiri. Sudahlah, nggak usah terlalu lama, nunggu apalagi?

Hanya orang bodoh yang menyia nyiakan istri seperti Umi. Nggak lah Umi, ini yang terakhir, nanti aja kalau sudah di surge.

Oke, kalau begitu lupakan rencana mau ketemu, batal!

He he he. . . Umi ngambek. Semoga saja nanti kalau sudah bertemu, bisa membawa angin segar.

Kalau sebaliknya bagaimana?. Bukankah kesegaran itu sudah terasa?

Umi nyuruh apa kemarin? Kan sudah kubilang, aku akan berusaha untuk menuruti kata katamu. Kan butuh waktu untuk berfikir, sudah kubilang pengen ketemu Umi! Sudah terasa, tapi belum tenang kalau belum ketemu Umi.

Nanti sempatkan baca blog ya, jangan memikirkan perang terus, tambah rajin membaca, hidayah Allah bertebaran disana, trust me!
***

No comments:

Post a Comment