Friday, November 29, 2013

MUJAHID JANGKRIK 10


Saat dhuha.

Umi… sedang apa?

Baru saja mandi, kemarin betah sehari semalam nggak sms, teruskan dong latihannya.

Bukannya nggak mau sms, tapi eror. Kemarin kan aku miscall Umi karena nggak bisa sms… Mana tahan  sehari saja tanpamu, terasa hampa, Umi… lemezzz aku.

Ha ha ha Umi kira latihan mengurangi dosis, uuuu nggak tahunya korban eror.

Semalaman aku nggak bisa tidur, Umi juga nggak sms aku. Nggak sabar banget aku nunggu pagi… bisa bisa aku mati berdiri kalau lama lama begini.

Sebentar dulu ya, lagi mau membekam pasien nih.

Oke… oya nanti kalau aku kesana, obati aku juga ya, barangkali saja kalau Umi yang ngobati bisa agak berkurang penyakitku ini.

Makanya Umi tanya, sakitnya apa saja, biar umi siapkan nanti herbalnya. Sebenarnya kalau dekat bisa rawat jalan, dua hari sekali selama satu bulan, insyaallah efektif.

***

Umi, sudah makan belum?

Belum, baru selesai sholat sekalian doakan Habib.

Di doakan biar apa Mi?

Biar jadi mujahid tangguh, bersama Allah menghadapi apapun sanggup.

Amin.

***

Umi, lagi apa?

Siap siap berangkat jihad, ngisi pengajian, he he he lo lagi apa coy?

Lagi istirahat Mi, tadi baru saja jatuh, biasa kecelakaan kecil, ngisi pengajian tapi belum mandi ya? Kabur semua nanti pesertanya.

Enak saja! Hoby koq jatuh, sudah jatuh cinta, jatuh hati, jatuh badan, cepat bangun! Biar jatuh seribu kali, kalau mujahid selalu bisa bangun.

Aku kan berusaha bangun jika kau selalu bersamaku.

Hoby koq bila, jika, kalau, piye tho?

Hoby apa Mi?

Hoby pakai kata bila, jika, kalau, tiga kata satu ma’na.

Ooo. Umi memang pakarnya, aku nggak ngerti banget tentang ma’na kata kata, memang jenius sih.
Pengajian siapa Mi sore begini? Sampai jam berapa?

Ibu ibu lingkungan yang sebagian bekerja di luar rumah. Ya sampai menjelang magrib.

Kesini aja Mi ngisi pengajiaannya, biar aku ngaji sama Umi.

Hahhhh!.

***

Umi! lagi apa? Sudah sholat belum?

yaa Rahman yaa Rahim yaa Malik yaa Quddus yaa Salam yaa Mu’min yaa Muhaimin yaa Aziz yaa Jabar yaa Muttakabir, teruskan !

Oooo lagi dzikir wirid ya? Besok kalau mau shoum, bareng ya  saurnya?

Bangun saur bisa, insyaallah, tapi belum berani shoum, kondisi badan belum fit, sedang pemulihan.

Ooo gitu tho, yo wez, temenin aku saur saja ya Mi, biar nyaman saat saurku.

***

Masak masak sendiri…makan makan sendiri…cuci piring sendiri…sauuuur… temenin Mi!

Selamat saur, pake telur ya? Umi mau sholat dulu.

He he he koq Tahu?

***

Alhamdulillah, sudah selesai Mi

Ya, tahajud dulu, walau sedikit, mumpung belum subuh.

Sudah Mi, tadi jam 2.

Alhamdulillah. Bahagianya Umi ketika hadir menyaksikan bangkitnya seseorang yang tersandung, ketika turut andil dalam proses kembalinya seorang hamba pada kasih sayang Robbnya. Lanjutkan! Sampai suatu saat nanti…

Sampai suatu saat nanti, kau benar benar berada di sampingku, saur bersamaku he he he nggak dech.

Pandanganmu adalah pandanganNya, pendengaranmu adalah pendengaranNya, kehendakmu sesuai dengan kehendakNya. Tak ada kesedihan, tak ada keluhan, karena hidupmu diliputi nur keagunganNya.

***

Sedang apa Mi?

Siap siap pengajian.

Pengajian setiap hari ya Mi?

Hampir.

***

Sudah menyiapkan bukaan?

Sudah Mi, Nih lagi merebus terong bunder… anda berminat? He he he

No thanks, siapkan doa, kan doa orang puasa makbul? Doanya, biar mujahid jangkrik cepat jadi lebih tangguh, nggak sedih lagi, nggak melo lagi.

***
Habib hadir setiap saat, pagi hari, waktu makan, menjelang atau sesudah sholat, atau kapan saja. Sampai saat ini tetap aku biarkan, perkembangannya semakin bagus. Semakin kebelakang, kesedihannya semakin berkurang, kegembiraannya semakin nampak. Aku membalas sms nyapun tidak khusus, tetap dengan melakukan aktivitas seperti biasa.Sampai saat ini masih tetap kulayani, aku masih menunggu saat yang tepat untuk menghentikannya, harapanku, bukan aku yang menghentikannya, tetapi dia dengan kesadaran sendiri dan secara perlahan bersedia menghentikannya, aku tetap berharap, Habib kembali kedunia nyatanya dengan segala kewajibannya sebagai seorang pemuda yang memahami agama dan mengamalkannya dengan sebaik baiknya.
***

Tidur Mi?

Di depan computer.

Sedang apa di depan computer?

Melanjutkan cerita cinta salah alamat.

Ooo… lanjutkan Mi aktivitasnya, aku mau berendam dulu.

Aneh! Tarzan malam malam begini berendam pakai apa?

Badan panas banget, sakit sakit semua tubuhku, kepala cenut cenut, biasalah Mi, malam malam yang kulalui… Uuuuh, kalau dirasa memang bosan, tapi ya sekarang ada Umi yang menemaniku setiap saat. Mi, jangan pergi ya?

Mulai dech, melonya kambuh, harus di cegah!

Dari tadi Umi di sini, memang dikira mau kemana?

Syukurlah kalau begitu, aku takut saja Umi pergi , kemana gitu? Di bawa orang kabur. Ya udah Mi, tidur saja, nanti meriyang!

***

Hampir jam enam pagi, ketika dia menyapa,

Umi! Sedang apa?

 Sedang sarapan sambil nyuapin si kecil!

Tumben, biasanya jam segini baru masak… sudah sarapan, tapi belum mandi ya?

He he he, .. .Bib!  Sampai kapan kau harapkan Umi mendampingimu?

Sampai aku bisa menata hati dan fikiran. Aku juga nggak mau koq menyia nyiakan harapan Umi! Aku ingin Umi selalu mendampingiku sampai suatu saat nanti Allah memberi keputusan yang terbaik untukku.

He he he… bagaimana bidadari kan hadir dalam hidupmu,jika kau tak mau berlepas diri dari sirenta yang hampir punah ini? Keputusan yang terbaik akan datang ketika kita menentukan tujuan yang diridhoiNya dan melakukan tindakan untuk mencapai tujuan itu dengan mengikuti syariatNya.

Heeem, ruwet.

Simple koq

Kalau aku tanya, Umi ingin aku jadi seperti Apa? Dengan kondisiku yang seperti sekarang, simple saja?

Kena gw! Coba cari satu dalil saja yang menyatakan bahwa menikah itu harus didasari adanya cinta kepada calon pasangannya?

Memang benar kalau bicara konsep, pada kenyataannya bagaimana? Jadi Umi ingin aku segera menikah? Walau tanpa rasa cinta?

Kau tahu? Atas dasar apa Umi menikah dengan Abi? Sudah 22 tahun kami jalani! Tanpa cinta sebelumnya! Andai Umi sekarang ditanya, apakah cinta kepada Abi?...Umi nggak bisa jawab, karena Umi nggak perduli dengan itu! Umi melakukan semua sesuai fitrah, ketika kita lakukan hanya berharap ridhoNya, yakinlah! Allah tak kan pernah tinggalkan kita yang tak mau menjauh dariNya.

Bagaimana dengan aku Mi? Apakah aku bisa? Masa laluku membuatku terbelenggu, untuk bangkit saja aku merasa begitu berat.

Bisa! Pasti!Kalau kau ragu dengan kemampuanmu, maka aku yakin kau punya kemampuan itu, selama iman masih bersemayam di dadamu.

Kalau memang itu yang Umi harapkan dariku, akan ku usahakan untuk itu, walaupun harus mengorbankan perasaanku sendiri, yeach… mungkin saja Umi merupakan mimpi terindah bagiku.

Laa yukallifullahunafsan illa wus aha… Allah tidak akan memberi beban melampaui kemampuanmu… masih ragu?

Saat kau berkata… berlinangkah air mataku…

Allah mengharamkan neraka bagi seorang laki laki yang menangis karena takut kepadaNya. Bergembiralah dengan janji Allah.

Dampingi aku Mi! agar selalu kuat menghadapi semua cobaan yang Allah berikan. Jangan menjauh dariku. Aku kan selalu membutuhkanmu dalam hidupku sebagai apapun juga, yach… daripada aku menunggumu sampai tua.

Oke, I am a your mother, say it!
Yaaach… butuh waktu, namanya juga masalah perasaan, kalau itu yang terbaik untuk Umi, aku kan mencobanya, tapi yang pasti aku tak bisa tanpamu. Aku ingin kau selalu hadir dalam hidupku walau bukan sebagai bidadari. Yang jelas aku tak bisa jalani waktuku tanpa hadirmu, tanpa nasehatmu, tanpa sms darimu, sungguh aku tak bisa. Umi boleh menginginkan aku jadi seperti apapun juga, tapi yang tak bisa untukku adalah melewati waktuku tanpamu.

Tapi bilang dulu! Pernyataan itu penting bagiku!

Aku akan berusaha mengalihkan perasaanku, walau sangat berat. Kata Umi aku bisa, ya akan kucoba.

Bandel! Ngomong dulu, yang lain menyusul!

Tak ada balasan.

Halooo!

Berat Mi ngomongnya…

Tidak lebih berat dari pernyataan cintamu dua minggu yang lalu.

Mi… aku mau ke pasar dulu ya, assalamu’alaikum.

Tak ku balas.

Sibuk apa ngambek neeh? He he he

Tetap kudiamkan.

Oke kalau itu yang terbaik untuk Umi. Aku akan melakukan apa saja demimu. Bismillah. Mungkin sampai disini cerita cinta diantara kita berdua, mulai saat ini aku akan mengganggapmu sebagai ibu, teman atau guruku, semoga Allah mempertemukan kita di surga sebagai jodoh.

Kena Lo! I get it! I like it. But… buntutnya nggak enak, seolah kau tau saja yang terbaik untukmu.

Bagaimana Mi? Puas? Nggak tahu perasaanku saat mengucapkan kata kata itu!  Memang ada yang lebih baik darimu bagiku?.

Yes! You can do it.Itu sebuah langkah awal yang hebat. Abaikan perasaanmu, kau pasti bisa. Sakit sedikit tak apa, lama lama akan terbiasa.

Itu karena aku masih bisa bertahan seperti ini, andai kau benar benar pergi…entahlah.

***
Umi!

Hmmm

Mi lagi apa? Sudah maem belum?

Alhamdulillah, Habib sudah bikin Umi laper,  sesiang ini Umi sudah makan tiga kali.

Alhamdulillah aku turut bahagia bila Umi bisa bahagia karenaku. Akan kukorbankan semuanya termasuk perasaanku sendiri, yaaach… beginilah takdirku, tiada harapan yang sesuai kenyataan.

Ganti kacamata pandang kehidupanmu dengan kacamata syukur. Bagi orang beriman, apapun yang Allah berikan itulah pasti yang terbaik, walau kita belum menemukan mana sisi baiknya. Fabiayyi ‘aala irobbikuma tukadzdzibaan. Ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang hendak engkau dustakan?

***

Mi! Aku mau ke pesisir dulu ya, nampaknya malam ini akan menjadi sangat panjang bagiku.

Mancing? Maafkan aku bila telah memberatkanmu, but… trust me, this is the best for us, specialis for you. Smile for this, please?

***

No comments:

Post a Comment